Sabtu, 07 Maret 2015
terkadang ketika kita sudah berhenti untuk mencari masalah, dan memilih jalan untuk diam tapi masih ada saja yang ingin menghancurkan kita. semua itu didasarkan dengan rasa benci, iri, dan cemburu. dan ketika itu kita bingung harus bagaimana kita ? apa yang harus kita lakukan. dan kita sudah lelah dan lemah dengan semua itu. kita hanya bisa menangis dalam setiap doa, kita hanya bisa meminta petunjuk kepada Allah SWT.
semua orang pasti mempunyai rasa iri terhadap orang lain, karena memang sulit untuk elihat orang lain bahagai, dan sulit sekali untuk belajar bersyukur atas apa yang telah kita miliki selama ini. sebenarnya semua itu merupakan nikmat dari Sang Khalik. belajar lah untuk mengerti orang lain,dan hilangkan sifat egois yang ada pada diri kita. karena semua itu hanya dapat merugikan diri kita sendiri.
kembali ke topik awal, padahal kita tau permusuhan dalam pertemanan itu bukan berasal dari kita. kita nya sih enjoy" aja. tapi yang teman kita itu, menganggap kalau itu adalah sebuah permusuhan besar. pada saat itu kita bingung apa yang harus kita lakukan. maaf telah dilakukan, dan teman kita itu telah memaafkan, namun dia masih menyimpan dendam. salah satu jalan adalah diam. ketika bertemu harus nyapa, andai kita dicuekin abaikan saja yang penting kita tida pernah menganggap dia musuh.
Rabu, 25 Februari 2015
tiga prinsip damai sejahtera
Tiga Prinsip Damai Sejahtera
Dalam menguraikan tentang damai sejahtera, saya akan memberikan tiga hukum atau prinsip rohani yang ditemukan di dalam Kitab Suci. Di sekolah kita belajar mengenai hukum tentang materi, yang disebut ilmu fisika. Namun yang ingin saya sampaikan adalah hukum spiritual, hukum tentang kehidupan rohani. Kita belajar fisika untuk memahami segala sesuatu tentang sesuatu zat atau benda supaya kita dapat gunakan dan manfaatkannya dengan lebih baik. Dengan cara yang sama kita harus mengetahui hukum spiritual jika kita ingin mendayagunakan kekuatan rohani dan juga agar kita tidak melakukan kesalahan rohani.
Hukum pertama: Di mana ada Kekudusan di situ ada Damai Sejahtera
Prinsip rohani yang pertama adalah bahwa damai sejahtera tidak dapat dipisahkan dari kebenaran atau kekudusan. Damai sejahtera dan kebenaran selalu berjalan beriringan. Itu berarti jika tidak ada kebenaran, maka tidak ada damai sejahtera. Hanya jika ada kebenaran atau kekudusan maka ada damai sejahtera. Allah tidak berkenan kepada dosa dan kepada mereka yang gemar berbuat dosa. Allah tidak berkenan kepada mereka yang jahat atau yang berkubang dalam kejahatan.
Damai sejahtera dan Kekudusan Tak terpisahkan
Apakah Anda mempunyai damai sejahtera? Damai sejahtera rohani yang mendalam. Anda tidak akan dapat mengalami damai sejahtera dan tidak akan mengerti arti damai sejahtera sepenuhnya sebelum Anda belajar untuk hidup berkenan kepada Allah. Damai sejahtera hanya akan Anda alami setelah Anda menyerahkan segenap hidup kepada-Nya dan hidup di jalan-Nya. Ada orang Kristen yang berkata, "Kau tahu, aku adalah orang Kristen, tetapi aku tidak punya damai sejahtera." Mengapa sampai Anda menjadi Kristen tanpa memiliki damai sejahtera?
Damai sejahtera bukanlah hal yang tanpa syarat, buka sekadar urusan dibaptis lalu Anda menerima damai sejahtera. Baptisan itu dapat diibaratkan seperti mengambil satu langkah untuk memasuki kerajaan Allah, namun masih ada satu perjalanan panjang yang harus Anda tempuh. Ada kehidupan yang harus Anda jalani sebagai warga kerajaan Allah, atau sebagai anggota keluarga Allah. Jika Anda bercita-cita untuk menjalani hidup yang selalu berkenan kepada-Nya dan berkata, "Aku gemar mengerjakan kehendak-Mu, ya Allah," seperti yang Yesus katakan di Ibrani 10:7, maka orang semacam itu akan dipenuhi oleh damai sejahtera. Di mana ada kekudusan di situ ada damai sejahtera. Jika Anda tidak menikmati damai sejahtera, maka itu berarti Anda masih menyimpan dosa di dalam hati Anda.
Dosa adalah unsur yang sangat mengganggu. Sisi negatif dari hukum rohani adalah di mana ada dosa, pasti akan ada keresahan dan kegelisahan. Walaupun Anda seorang yang kaya raya, Anda tidak akan dapat membeli damai sejahtera. Tak ada cara lain bagi Anda untuk memiliki damai sejahtera tanpa memiliki kekudusan. Tidak akan ada damai sejahtera jika ada ketidak-benaran di dalam hati Anda.
Pesan yang dibawa oleh para malaikat ini adalah bahwa damai sejahtera itu ditujukan bagi mereka yang berkenan kepada Allah. Tak ada jalan lain. Anda bisa saja membeli obat penenang. Jika Anda punya uang, Anda bisa menikmati obat bius dan menelan obat tidur sampai Anda tidak mampu berpikir lagi. Atau Anda bisa minum minuman keras dan dimabukkan oleh alkohol. Pagi berikutnya, Anda terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa di kepala Anda, damai sejahteranya hilang lagi, sampai Anda menenggak botol alkohol yang berikutnya. Anda tidak akan mendapatkan damai sejahtera dengan bahan-bahan kimia. Damai sejahtera tidak dapat dibeli. Anda tidak akan bisa mendapatkan damai sejahtera tanpa kekudusan. Inilah hukum rohani yang anehnya jarang dibahas di gereja sekarang.
Bukti-bukti Alkitab
Di dalam Alkitab, entah di dalam Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru, Anda akan menemukan bahwa damai sejahtera dan kekudusan selalu beriringan. Banyak referensi Alkitab yang menegaskan hal ini. Sebagai contoh, di Ibrani 12:14, Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Tanpa kekudusan, tidak ada yang akan melihat Allah, dan tanpa damai sejahtera, maka Anda tidak akan melihat Allah. Damai sejahtera dan kekudusan selalu berkaitan.
Sebagai orang Kristen tentunya Anda sudah sangat memahami bahwa setiap kali Anda berbuat dosa, maka damai sejahtera Anda hilang. Pernahkah Anda mengalami itu? Tiba-tiba saja damai sejahtera Anda menghilang. Anda menjadi gelisah dan mudah tersinggung. Anda menjadi gugup dan tegang. Anda menjadi murung dan sedih. Malahan, kejiwaan Anda terganggu di saat Anda meninggalkan kekudusan dan kebenaran. Setelah Anda mengembalikan kekudusan dan kebenaran ke dalam hidup Anda, dengan segera damai sejahtera Allah membanjiri hati Anda. Anda tidak memerlukan obat penenang, alkohol atau segala macam tongkat penopang. Ungkapan yang sangat indah di Filipi 4:7 berkata, "damai sejahtera Allah akan menjaga hati Anda di dalam Kristus Yesus".
Terdapat juga beberapa ayat seperti 2 Timotius 2:22. Yang ini khusus ditujukan kepada orang-orang muda. Karena adanya beberapa dorongan alamiah, mereka bertindak ceroboh dan akibatnya mereka kehilangan damai sejahtera mereka. Sebagai contoh, di pasal 2, "Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan(kebenaran atau righteousness), kesetiaan, kasih dan damai." Perhatikan sekali lagi, di sini ada kesatuan antara kebenaran yang berada di awal daftar dan damai yang berada di akhir daftar dari empat kebajikan itu. Anda lihat bagaimana keduanya selalu berkaitan: kebenaran dan damai sejahtera. Ayat itu dilanjutkan dengan "bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni".
Jika kita tidak mengerti apa itu kebenaran, maka Paulus menjelaskannya bagi kita sebagai hati yang murni. Ini sudah cukup gamblang. Kebenaran yang Paulus sampaikan di sini adalah kebenaran dari hati yang murni. Berbahagialah mereka yang berhati suci karena mereka akan melihat Allah. Tanpa kekudusan, tak seorang pun bisa melihat Allah. Orang yang berhati sucilah yang akan melihat Allah.
Satu lagi contoh di 2 Petrus 3:14 yang juga berbicara tentang damai sejahtera. "Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini (yaitu langit dan bumi yang baru), kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Saat Anda tanpa cacat dan noda, berhati murni, mengasihi kebenaran, maka Anda akan mendapatkan damai sejahtera. Anda akan melihat bahwa di sepanjang Kitab Suci, 'damai sejahtera' tidak dapat dipisahkan dari 'kebenaran'. Paulus menggunakan kata-kata seperti 'murni hatinya', atau 'tanpa cacat dan noda', semua itu adalah suatu ungkapan dari kebenaran dan kekudusan. Dia memakai ungkapan-ungkapan yang berbeda itu supaya kita tidak berusaha untuk memakai penjelasan-penjelasan teologis untuk mengaburkan makna kebenaran ini. Tidak! Paulus sedang berbicara tentang kekudusan yang praktis, kemurnian di dalam hati, keadaan tanpa cacat dan tanpa noda.
Lalu bagaimana caranya mencapai kekudusan ini? Mari kita lihat 1 Tesalonika 5:23, "Semoga Allah damai sejahtera (Allah adalah Allah damai sejahtera, mengapa? Karena Dia adalah Allah yang kudus) menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat (perhatikan sekali lagi, sempurna dengan tak bercacat, kembali ke masalah kekudusan) pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Allah adalah Allah damai sejahtera karena Dia adalah Allah yang kudus, yang adil dan Dia menjadikan kita kudus.
Akan tetapi ingatlah juga, bahwa, sekalipun Anda adalah seorang Kristen dan umat pilihan, Allah bisa saja tidak berkenan kepada Anda. Dia tidak akan berkenan kepada Anda jika Anda menginginkan hal yang jahat dan mengasihi dosa. Inilah peringatan Paulus di 1 Korintus 10:5, sehubungan dengan kebinasaan umat Israel di padang gurun, "Tetapi sungguh pun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka (siapakah mereka ini? Mereka adalah para leluhur bangsa Israel.) Di dalam ayat 1, ia berkata, "Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut." (Dan di dalam ayat 5 dikatakan, bahwa sekalipun mereka telah diselamatkan dari Mesir.) Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka." Kata berkenan ini adalah kata yang persis sama dengan yang ada di dalam Lukas 2:14 - "damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya".
Namun apa yang terjadi pada leluhur mereka, umat pilihan yang nyata-nyata sudah diselamatkan secara ajaib dari Mesir? Ternyata Allah tidak berkenan dengan mereka! Ini yang saya khawatirkan, bahwa Allah tidak akan berkenan dengan sebagian besar dari orang Kristen di zaman ini. Dan Paulus saat itu sedang berbicara kepada orang-orang Kristen. Itulah sebabnya dia berkata di ayat 6: Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat. Peringatan bagi kita yang telah diselamatkan adalah agar kita tidak menginginkan hal-hal yang jahat seperti mereka. Camkanlah hal tersebut dengan baik.
Hanya dengan pemahaman itu baru Anda bisa mengerti tentang makna dari pesan para malaikat. Mengapa mereka tidak berkata, "Damai sejahtera di bumi"? Tidak. Tak akan ada damai sejahtera di bumi. Tetapi "damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berhati benar" atau yang "berkenan kepada-Nya" atau yang "menyenangkan hati Allah". Mengapa? Karena mereka mengasihi kebenaran. Tetapi, sekalipun sekarang ini Anda benar, tetapi jika Anda berpaling dari kebenaran dan hidup tanpa kemurnian di hati, maka Allah tidak akan berkenan dengan Anda.
Apakah yang terjadi pada mereka yang berada di padang gurun, yang tidak berkenan kepada Allah itu? Di 1 Korintus 10, mereka semua mati di padang gurun. Mereka dibinasakan. Mereka diselamatkan keluar dari Mesir akan tetapi mereka mati di padang gurun. Paulus berkata, "Saya mau agar kalian mengingat hal tersebut. Semua itu tertulis sebagai peringatan bagi kita." Di dalam Ibrani 10:38, penulis surat Ibrani berkata, Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Akhir hidup orang ini juga akan berujung pada kebinasaan. Biarlah Ibrani 10:38 menjadi peringatan bagi kita.
Di 1 Tesalonika 4:3,7 dikatakan bahwa kita ini dipanggil untuk hidup kudus. Dan Kolose 3:15 memberitahu kita bahwa kita dipanggil untuk hidup di dalam damai sejahtera. Kita dipanggil untuk masuk ke dalam damai sejahtera karena kita dipanggil untuk menjadi kudus.
Perjanjian Lama Menegakkan Hal yang sama
Kita menemukan prinsip yang persis sama di Perjanjian Lama. Sebagai contoh di Yesaya 32:17 atau di Yesaya 59:7-8, semuanya menyatakan prinsip ini secara jelas. Kebenaran atau keadilan ditemukan beriringan dengan damai sejahtera. Itu sebabnya mengapa Yesaya 57:21 menyatakan Tuhan berfirman bahwa tak ada damai sejahtera bagi mereka yang jahat. Bagi orang-orang yang jahat, tidak ada damai sejahtera. Mereka tidak akan mendapatkan damai sejahtera baik di langit, di bumi atau pun di bawah tanah. Tidak tersedia damai sejahtera bagi mereka yang tidak mengasihi kebenaran.
Terdapat suatu ucapan yang indah di dalam Mazmur 85:11 - keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Sungguh indah! Kebenaran/keadilan dan damai sejahtera diibaratkan seperti sepasang burung. Mereka berpadu secara indah di dalam Alkitab. Anda tidak bisa memisahkan mereka. Itulah prinsip yang mendasar di dalam Kitab Suci dan saya harap agar Anda memahaminya secara mendalam.
Hukum Kedua: Damai sejahtera hanya ada di dalam Kristus
Hukum rohani yang kedua adalah ini: Damai sejahtera hanya ada di dalam Kristus. Prinsip pertama tadi juga terkandung di dalam prinsip yang kedua ini. Kristus adalah damai sejahtera kita karena dialah kebenaran kita. Sebagai contoh, di Efesus 2:14 disebutkan bahwa Kristus adalah damai sejahtera kita. Namun di dalam 1 Korintus 1:30, dikatakan bahwa Kristus adalah kebenaran dan kekudusan kita. Dia adalah damai sejahtera kita karena dia adalah kebenaran dan kekudusan kita. Bagaimana dia bisa menjadi damai sejahtera dan kekudusan kita? Kita baca pernyataan yang indah itu di dalam Yesaya 53:5 yang di dalam Authorized Version tertulis the chastisement of our peace was upon him (di dalam LAI, ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya). Apakah artinya the chastisement of our peace (ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita)? Artinya adalah bahwa dia menanggung ganjaran itu untuk menjamin damai sejahtera kita. Dia menderita dalam rangka menegakkan damai sejahtera bagi kita - ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya. Dialah yang dapat membuat damai sejahtera itu menjadi mungkin kita peroleh. Karena kita ini adalah orang berdosa, maka kita berada dalam kutukan untuk tidak pernah memiliki damai sejahtera. Tak ada harapan bagi kita untuk memperoleh damai sejahtera. Namun di sinilah keindahannya, yaitu bahwa Yesus menegakkan damai sejahtera bagi kita. Dia membuka peluang bagi orang berdosa untuk menjadi orang benar dan, dengan demikian, memiliki damai sejahtera.
Tidak ada jalan pintas untuk damai sejahtera. Kebenaran tidak dapat diabaikan. Anda harus memiliki kebenaran untuk memiliki damai sejahtera. Hal ini menjelaskan mengapa Yesus harus mati. Jika dia tidak mau menanggung hukuman atas dosa, maka tidak akan ada damai sejahtera. Kita tidak akan memperoleh damai sejahtera. Kita akan berada di bawah kutukan untuk selalu diliputi kegelisahan.
Di dalam Alkitab, damai sejahtera selalu dikaitkan dengan kehidupan. Hidup dan damai sejahtera berjalan beriringan. (Sebagai contoh, Roma 8:6, atau Maleakhi 2:5.) Bagaimanakah cara Yesus mengamankan damai sejahtera bagi kita ini? Ya, melalui salibnya. Itulah makna dari ganjaran. Melalui salib, Yesus menegakkan damai sejahtera bagi kita. Pokok ini dapat kita lihat di Roma 5:1, Kolose 1:20 dan sebagainya.
Diselamatkan berarti ditransformasi menjadi Manusia Baru
Yang kedua, Yesus tidak sekadar menjalankan hukuman legal di salib yang membatalkan kuasa maut ke atas kita. Karena kalau sebatas itu saja, maka kebenaran itu masih eksternal bagi kita. Jika kebenaran itu hanya sebatas kulitnya saja, maka damai sejahteranya juga hanya pada kulitnya saja. Artinya, jika secara hukum saya dinyatakan benar, maka saya berada di dalam kedudukan hukum yang baru. Artinya, saya ditunjuk atau ditetapkan menurut hukum sebagai benar, dan itu adalah suatu kedudukan yang sangat luar biasa bagi seorang pelaku kejahatan. Dia yang bersalah dinyatakan tidak bersalah. Itu bagus. Tapi bagaimana dengan diri orang itu? Dia tetap saja pelaku kejahatan. Dan dosa-dosa yang pernah dia lakukan sebelumnya, tetap saja masih bisa dia lakukan lagi, dan dia akan kembali lagi ke meja pengadilan dengan tuduhan yang baru. Ini bukanlah kedudukan yang membawa kebahagiaan tentunya.
Sekarang ini, seringkali khotbah-khotbah yang disampaikan berpusat pada keselamatan dan pengampunan saja. Pengampunan itu memang indah akan tetapi masih belum cukup. Membebaskan seorang pembunuh berdarah dingin dan berkata, "Baiklah, aku akan membayar hukuman atas dosanya dan dia diampuni." Itu sangat bagus! Dengan demikian si pembunuh itu diampuni. Beranikah Anda membiarkan pembunuh ini keluyuran di jalanan lagi? Saya rasa orang yang melepaskan pembunuh itu berkeliaran lagi di jalanan adalah orang yang sangat tidak bertanggung jawab, karena pembunuh itu akan melakukan lagi aksinya. Atau seorang yang mengidap kleptomania, ketagihan mencuri, baiklah, dia telah mencuri sesuatu, dan Anda mengampuni dia karena dia berkata, "Aku menyesal." Baik, Anda mengampuni dia. Lalu apa yang akan terjadi? Anda bebaskan dia, dan dia akan mencuri lagi. Keselamatan seperti itu bukanlah keselamatan yang utuh.
Akan tetapi, itulah makna keselamatan yang sering dikhotbahkan sekarang ini. Padahal makna keselamatan lebih dari itu. Alkitab memberitahu kita bahwa diselamatkan berarti diubah menjadi manusia baru. Ini adalah perkara perubahan. Barangsiapa berada di dalam Kristus, maka dia adalah ciptaan yang baru. Itulah arti dilahirkan kembali, yaitu ia telah diubah! Itulah indahnya keselamatan. Dengan demikian, kita tidak sekadar dinyatakan benar secara hukum, tetapi Allah juga membentuk kita menjadi benar. Dia memberi Anda hati yang baru, begitulah kata-kata yang dipakai oleh Yehezkiel, Dia menaruh hati yang baru di dalam kita. Dia akan menyingkirkan hati batu dan menaruh hati daging, yaitu hati yang hidup di dalam kita. Yang mati dikeluarkan dan yang hidup dimasukkan. Kita diubahkan sepenuhnya. Kita dibuat menjadi benar. Itu sebabnya rasul Yohanes berkata di dalam suratnya yang pertama bahwa barangsiapa dilahirkan dari Allah tidak berbuat dosa. Watak yang baru di dalam diri Anda tidak berbuat dosa. Anda telah diubah! Anda telah ditransformasi! Sungguh indah!
Transformasi adalah suatu proses
Namun transformasi itu sendiri adalah suatu proses. Kita tidak serta merta menjadi baru dalam sehari. Sebagai orang Kristen, tentunya Anda tahu, betapa berat pergumulan melawan dosa itu. Penulis surat Ibrani berkata kepada orang-orang Ibrani, "dalam pergumulanmu melawan dosa, kamu belum sampai mengucurkan darah, kamu masih belum menuntaskan pergumulanmu". Kita setiap hari berperang melawan dosa. Kita masih belum sempurna. Seperti kata Paulus di dalam Filipi 3, bukannya karena aku sudah sempurna, namun aku terus berlari ke depan. Artinya, kadang kala di dalam pergumulan kita melawan dosa, Anda akan mendapati bahwa damai sejahtera terganggu. Sebagai contoh, jika Anda membiarkan dosa meresap ke dalam hidup Anda maka Anda akan kehilangan damai sejahtera itu. Hubungan Anda dengan Allah masih bertahan. Damai sejahtera di permukaan masih terlihat, akan tetapi damai sejahtera yang di dalam hati hilang. Karena itu seorang Kristen yang belum membulatkan tekad di dalam hatinya untuk melawan dosa maka hidupnya sangatlah menderita.
Sebagai contoh, Anda mungkin sedang bermain-main dengan suatu pikiran dosa dan untuk sesaat Anda menikmatinya. Tiba-tiba saja Anda mendapati bahwa damai sejahtera Anda menghilang. Pernahkah Anda mendapati hal semacam itu? Lalu muncullah pergolakan dan Anda tidak lagi menikmati dosa yang tadinya sempat Anda nikmati. Malahan sekarang dosa itu membuat Anda tidak tenang dan menderita karena Anda telah membiarkan sesuatu yang najis ke dalam hidup Anda. Anda kehilangan damai sejahtera yang seharusnya berhak Anda miliki di dalam Kristus.
Itulah sebabnya mengapa kita harus senantiasa bergantung kepada Roh Kudus untuk selalu membawa kembali kekudusan dan damai sejahtera ke dalam hidup kita. Roh Kudus juga adalah Roh damai sejahtera. Sebagai contoh, di Galatia 5:22 kita lihat bahwa buah Roh adalah kasih, sukacita dan damai sejahtera. Ada ayat yang indah dari Mazmur 119:165, Besarlah ketenteraman (bukan sekadar damai saja melainkan damai yang besar) pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka. Oh, sungguh indah Taurat Allah! Apa itu Taurat Allah? Bacalah ayat yang sebelumnya, yaitu ayat 164: Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Orang yang mengasihi hukum Allah adalah orang yang mengasihi keadilan/kebenaran. Itu sebabnya mengapa dia memiliki damai sejahtera. Orang yang mengasihi kebenaran dan membenci dosa adalah orang yang memiliki damai sejahtera yang besar. Tetapkanlah hati Anda dengan kasih karunia dari Allah untuk mengasihi kebenaran. Dan selanjutnya Anda akan mendapati damai sejahtera dari Allah membanjiri hati Anda.
Tanpa Kekudusan tidak ada Damai Sejahtera
Namun seringkali keselamatan disampaikan tanpa mengaitkannya dengan kekudusan. Sebagai contoh, ayat yang sering tidak dikutip seluruhnya adalah Roma 6:23, "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.." Jadi, di satu sisi Anda melihat pasangan dosa dengan maut. Di sisi lain Anda melihat di dalam Kristus Yesus ada hidup yang kekal. Saya yakin, tentunya Anda telah sering mendengar ayat ini dikhotbahkan. Akan tetapi satu unsur penting sering diabaikan. Apakah unsur yang sangat penting itu? Sering diberitakan bahwa Allah memberi Anda hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus melalui iman tanpa peduli apakah Anda benar atau tidak. Tidak ditekankan kasih akan kebenaran dan hidup yang kudus. Kekudusan dibuang begitu saja karena kekudusan disamakan dengan mengerjakan hukum Taurat. Ini adalah kesalahan yang paling besar. Jika Anda melakukan kesalahan yang ini, maka Anda akan menjadi bagian dari mereka yang tidak bahagia, yang menyebut dirinya 'Kristen' tetapi tidak tahu apa-apa tentang damai sejahtera.
Dalam mengutip ayat ini kepada orang lain, Anda wajib menjelaskan juga ayat-ayat yang sebelum itu. Jangan pernah mengutip ayat keluar dari konteksnya. Apakah yang disampaikan oleh konteks yang ada di sini? Ayat yang berada persis sebelumnya, ayat 22 berbunyi, "Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan (itulah kekudusan) dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Anda tidak memiliki hidup yang kekal dan damai sejahtera tanpa adanya pengudusan. Anda tidak akan memperoleh damai sejahtera tanpa kekudusan. Anda tidak akan mendapatkan hidup yang kekal tanpa kekudusan.
Inilah hukum pertama yang saya uraikan tadi ini. Jika di dalam bidang teknik, maka ini bisa disamakan dengan prinsip pertama dari hukum termo-dinamika. Inilah hukum rohani yang penting untuk Anda pahami. Jika tidak, maka Anda akan membuat berbagai macam kesalahan yang mendasar. Di zaman sekarang ini, banyak yang memberitakan Injil tanpa memahami hukum rohani ini. Bayangkanlah seorang insinyur yang bekerja tanpa memahami prinsip yang pertama dari hukum termo-dinamika. Bencana macam apakah yang mungkin dia timbulkan? Jangan pernah memberitakan keselamatan seolah-olah Allah sedang membagikan hidup yang kekal sebagai hadiah gratis tanpa peduli apakah Anda akan melanjutkan hidup di dalam dosa atau tidak. Tidaklah benar bahwa selama Anda percaya kepada Dia, maka Anda boleh berbuat dosa sebanyak yang Anda mau. Tak ada ajaran Alkitab mengenai hal semacam itu.
Baca sekali lagi ayat 22. Dia berbicara kepada orang-orang Kristen, dia tidak sedang berbicara kepada orang-orang non-Kristen. Dia berbicara kepada Anda: Tetapi sekarang, setelah kamu (kalian orang-orang Roma, kalian orang-orang Kristen) dimerdekakan dari dosa (lantas apa yang terjadi?) dan setelah kamu menjadi hamba Allah. Dan apa artinya menjadi hamba Allah? Apa hasil dari menjadi hamba Allah? Hasilnya (hasil dari menjadi hamba Allah) adalah pengudusan (kekudusan). Dia berbicara kepada orang-orang yang merupakan hamba Allah, para budak Allah. Mari kita tegaskan satu hal. Karunia hidup yang kekal ini diberikan kepada para budak Allah, yang sudah dibebaskan dari dosa dengan kasih karunia Allah, dan pemberian itu dilakukan di akhir pengudusan. Perhatikan baik-baik, apakah kesudahannya? Kesudahan itu berkaitan dengan pengudusan. Dan kesudahan dari pengudusan adalah hidup yang kekal. Di mana ada damai sejahtera, di sana ada kehidupan, yaitu hidup yang kekal.
Di dalam hukum kedua disebutkan bahwa damai sejahtera hanya ada di dalam Kristus. Ini berarti hidup yang kekal dan keselamatan itu hanya ada di dalam Kristus. Ini juga berarti bahwa hanya saat Yesus datang ke dalam hidup saya, membebaskan saya dari belenggu dosa dan mengubah hidup sehingga saya menjadi budak Allah dan gemar mengerjakan kehendak Bapa di surga, maka pada akhir dari proses ini, datanglah hidup yang kekal. Karunia hidup yang kekal dari Allah diberikan pada akhir dari proses pengudusan. Itulah yang dikatakan oleh surat Roma. Bacalah ayat tersebut dengan teliti. Firman Allah selalu konsisten. Ia tidak pernah bertentangan di dalam dirinya sendiri. Seperti selarasnya ciptaan Allah yang di dunia, demikian pula keselarasan hukum rohani-Nya. Dunia rohani berfungsi dengan aturan-aturan dan ketepatan sebagaimana yang terlihat di dunia materi, karena Allah-lah yang menciptakan keduanya, yang rohani dan yang jasmani.
Hukum Ketiga: Yang Baik dan yang Jahat adalah Lawan yang tak dapat disatukan
Hukum rohani yang ketiga dan yang terakhir adalah: Kebenaran pasti ditentang oleh kejahatan. Atau dengan kata lain, hukum rohani ini menyatakan bahwa yang baik dan yang jahat adalah lawan yang tidak dapat disatukan. Mereka tidak akan pernah dapat disatukan. Anda tidak akan pernah dapat mempersatukan yang baik dan yang jahat, entah dalam diri satu orang atau pun di dalam dunia. Keduanya adalah dua kuasa yang tidak mungkin berdiri berdampingan secara bersama-sama. Mereka akan selalu berada dalam keadaan saling berlawanan dan salah satunya akan dikalahkan. Itulah alasan mengapa Anda tidak akan pernah dapat memiliki damai sejahtera jika Anda membiarkan kebenaran dan kejahatan hadir bersama-sama di dalam diri Anda. Itulah sebabnya Kitab Suci menuntut komitmen total dari kita.
Tak ada orang yang lebih sengsara daripada mereka yang tidak berkomitmen secara penuh. Dia menyerahkan separuh hidupnya dan yang separuh lagi tidak diserahkan. Yang separuh baik dan yang separuh lagi jahat. Separuh terang, separuh gelap. Dia tidak di sini, juga tidak di sana. Orang seperti itu akan hidup dalam kekacauan yang paling parah! Sangatlah tidak adil jika kita berkata kepada orang bahwa dia bisa menjadi Kristen tanpa memberitahu dia bahwa dia harus menetapkan dengan tegas kemana dia berpihak. Sama seperti kata Yosua kepada umat Israel, "Jika Allah itulah Tuhan, maka sembahlah Dia. Tetapi jika berhala-berhala itulah tuhan, jika Baal adalah tuhan, maka sembahlah mereka. Tetapi janganlah mencoba untuk berdiri di tengah-tengah dan menyembah dua-duanya." Jika uang adalah tuhan Anda, maka silakan Anda menyembah uang. Akan tetapi jika Allah yang hidup adalah Tuhan Anda, maka sembahlah Allah yang hidup. Jangan mencoba untuk menyembah keduanya. Jika Anda mencoba untuk menyembah keduanya, maka Anda akan masuk ke dalam kekacauan yang begitu hebat sehingga Anda mungkin berharap untuk tidak dilahirkan sama sekali!
Jangan jadikan hidup Anda medan pertempuran
Inilah prinsipnya: yang baik dan yang jahat tidak akan pernah bersatu. Mereka akan selalu berada dalam pertentangan satu dengan yang lain. Jika Anda membiarkan keduanya ada di dalam diri Anda, maka hidup Anda akan mereka jadikan medan perang.
Apakah Anda ingin hidup Anda dijadikan medan perang antara kebaikan melawan kejahatan? Apakah Anda ingin Roh Kudus dan setan berperang memperebutkan Anda di sepanjang hidup Anda? Tahukah Anda apa yang terjadi dengan daerah-daerah yang menjadi medan pertempuran? Bangunan-bangunan dijatuhi bom, ladang-ladang dibakar, segala sesuatunya hancur berantakan. Dan saya lihat begitu banyak orang Kristen yang hidup dalam keadaan yang berantakan karena peperangan berkutat di dalam dirinya sendiri. Ini adalah suatu bencana. Saya dibesarkan dalam suasana perang. Saya tahu apa akibat perang terhadap suatu negara. Dengan mata saya sendiri, saya pernah melihat peperangan. Mereka bertempur tepat di sekitar saya - senjata mesin dan meriam dan tank, dan pertempuran berlangsung di mana-mana! Orang-orang mati di jalanan. Apakah Anda ingin menjadikan hidup Anda sebagai medan perang?
Jika tidak, maka berkomitmenlah sepenuhnya. Putuskan dengan tegas kemana Anda akan berpihak, dan katakan, "Tuhan, dengan kasih karunia-Mu, aku menetapkan untuk berpihak ke sini dan aku akan bertahan di sini." Kata 'stand (berdiri, berpihak, bertahan)' adalah kata yang digemari oleh Paulus. Berdirilah tegak, katanya, dalam segala perlengkapan senjata Allah. Bertahanlah dan jangan pernah menyerah kepada yang jahat. Ini adalah hukum yang fundamental.
Tak akan ada damai sejahtera di dunia
Di dunia ini tidak akan ada damai sejahtera. Saya adalah seorang yang realis (memandang secara apa adanya). Seorang Kristen adalah seorang yang realis. Di dunia ini, tidak akan ada damai sejahtera. Mengapa? Jika Anda memahami hukum rohani yang satu ini, maka Anda akan tahu mengapa. Karena di dunia ini ada pihak yang jahat. Dan pihak yang jahat menentang pihak yang baik. Itulah sebabnya akan selalu ada perang di dunia ini. Selagi kerajaan Allah belum menegakkan kuasanya atas bumi dan menyapu kejahatan dari bumi, kejahatan masih akan ada.
Setiap orang yang memberitakan injil sosial dan mengira bahwa ia dapat menegakkan damai sejahtera di muka bumi ini adalah orang yang belum mengerti persoalan yang ada. Karena kejahatan tidak dapat dikalahkan dengan kekuatan senjata. Anda tidak akan dapat menyingkirkan kejahatan dengan kekuatan senjata, sama dengan kebaikan tidak dapat disingkirkan oleh kekuatan senjata. Tidak akan berhasil. Anda tidak dapat memakai sarana fisik untuk menegakkan damai sejahtera.
Saya telah memikirkan hal ini cukup lama karena saya sangat prihatin dengan dunia tempat tinggal kita. Ambisi saya dahulu adalah menjadi orang militer. Mudah-mudahan menjadi seorang jendral yang hebat, mungkin menjadi panglima perang, atau menjadi panglima tertinggi, supaya dengan kekuatan militer saya dapat menegakkan perdamaian. Saat itu saya sangat bodoh, sama bodohnya seperti para politikus zaman sekarang.
Damai sejahtera tidak dapat ditegakkan di bumi dengan kekuatan manusia, kekuatan militer, atau kekuatan ekonomi. Lihatlah bagaimana negara-negara dengan standar kehidupan yang tinggi diisi oleh masyarakat dengan tensi darah dan tingkat bunuh diri yang tinggi. Tak ada satupun negara miskin yang mampu menyaingi 'negera-negara maju' itu dalam hal statistik bunuh diri. Sedemikian parahnya tingkat gangguan mental yang dialami negara-negara yang berekonomi maju. Manusia tidak punya sarana apapun untuk mengatasi kejahatan. Tidak ada senjata yang dapat diandalkan untuk mengatasi kejahatan. Boleh saja manusia mengembangkan bom hidrogen, bom kobalt, bom atom, atau bom jenis apapun itu, akan tetapi tetap saja dia tidak dapat mengembangkan senjata yang bisa mengalahkan kejahatan.
Hanya di dalam Kristus ada damai sejahtera. Hanya dia yang memiliki kuasa untuk mengatasi kejahatan. Apakah Anda ingin berbuat sesuatu bagi dunia ini? Kita harus memiliki keprihatinan pada dunia tempat tinggal kita ini. Akan tetapi kita juga harus menjadi orang yang realis. Tidak ada satupun cara bagi kita untuk menegakkan damai sejahtera di dunia ini selama kejahatan masih ada. Demikianlah, entah di dalam kehidupan pribadi Anda mau pun di dunia ini secara umum, hukum yang mendasar ini selalu berlaku. Kita bisa saja menikmati suatu masa tanpa ada peperangan, karena negara-negara yang bersaing itu tidak cukup kuat untuk mengalahkan lawannya. Jadi, di permukaannya kita menikmati gencatan senjata, akan tetapi kita tidak akan pernah memiliki damai sejahtera dalam arti yang sesungguhnya.
Itu sebabnya di Matius 10:34 Yesus berkata, "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang." Pernyataan ini, secara sekilas tampaknya bertolak belakang dengan pesan yang disampaikan oleh para malaikat. Akan tetapi tidak demikian. Pernyataan ini justru menguraikan tentang prinsip yang ketiga bahwa Yesus tidak datang untuk membawa damai ke dunia ini.
Ingatlah bahwa pesan yang dibawakan oleh para malaikat itu berbunyi: "Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya", bukan sekadar damai sejahtera di atas bumi. Alkitab tidak pernah menjanjikan damai sejahtera bagi bumi, melainkan damai sejahtera bagi orang yang benar, bagi orang yang berkenan kepada Allah dan yang mengasihi kebenaran. Kedatangan Yesus ke dunia ini sebenarnya justru meningkatkan peperangan melawan kejahatan. Itulah sebabnya dia tidak datang membawa damai melainkan pedang, karena yang baik dan yang jahat tidak dapat disatukan.
Banyak orang yang bingung memahami Matius 10:34. Jika Anda mengerti hukum rohani atau hukum kehidupan rohani yang ketiga ini, maka Anda akan memahami dengan sempurna apa yang dikatakan oleh Yesus. Setelah Yesus datang ke bumi, konflik antara yang baik dan yang jahat malahan semakin meruncing karena kekuatan kebaikan yang besar sedang hadir di bumi.
Alasan mengapa konflik itu semakin meruncing disampaikan oleh Yesus di Yohanes 3:19, yaitu karena manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang. Kecenderungan masyarakat adalah lebih memilih kegelapan. Itulah sebabnya mengapa tidak akan ada damai sejahtera. Selama manusia belum diubah, maka keadaan dunia ini tidak akan dapat diubah. Percuma saja berusaha mengubah suatu negara tanpa mengubah masyarakatnya. Anda bisa saja mengubah perekonomiannya, angkatan perangnya, pendidikannya, akan tetapi selama manusianya sendiri masih manusia berdosa maka tidak akan ada damai. Manusia sekalipun dia adalah pendosa yang terdidik, pendosa yang makmur, pendosa jenis apapun itu namun dia tetap seorang yang berdosa. Tidak akan ada damai sejahtera di muka bumi ini sebelum kerajaan Allah hadir. Itulah sebabnya mengapa kita berdoa, "Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga." Saat datangnya kerajaan adalah saat berhentinya kejahatan manusia yang lebih menyukai kegelapan daripada terang. Hanya setelah kehendak Allah terlaksana maka akan ada damai sejahtera.
Orang Kristen pasti akan menderita di dunia ini
Lalu di mana posisi kita sebagai orang Kristen di dalam terang pemahaman hukum yang ketiga ini? Posisi kita sederhana saja. Jika kita orang benar maka kita pasti akan menderita di dunia ini. Semakin benar Anda, semakin baik Anda, maka semakin keras penolakan dan kepahitan dan aniaya yang akan Anda hadapi. Bersyukurlah kepada Allah akan hal tersebut. Karena itu berarti bahwa Anda masuk ke dalam golongan mereka yang baik karena Anda sudah menjadi target setan. Setan sedang bangkit menyerang Anda. Itu sebabnya, setiap orang Kristen yang memahami prinsip yang ketiga ini tidak akan bingung jika segala sesuatunya mulai tidak beres.
Anda ingin berbuat sesuatu bagi Tuhan dan segala sesuatu mulai tidak beres. Jika Anda memahami prinsip yang ketiga ini, maka Anda akan mengerti bahwa hal tersebut pasti terjadi. Saya katakan ini kepada setiap orang Kristen yang masih baru. Setiap orang Kristen, setiap orang yang berpihak kepada Kristus, bersiaplah menghadapi masalah, karena ada hukum yang menyatakan bahwa yang baik dan yang jahat tidak bisa diperdamaikan. Semakin baik Anda, maka akan semakin besar penolakannya. Contohnya Yesus, sedemikian keras penolakan terhadap dia sehingga dia dibunuh. Tak seorang pun dari kita yang sedemikian baik dan benar sehingga sampai menerima aniaya seburuk itu.
Semakin Anda melangkah maju di dalam kehidupan rohani, semakin benar dan kudus hidup Anda, maka akan semakin besar pula perlawanan dan kebencian yang akan datang kepada Anda. Seperti yang dikatakan oleh Yesus, "Karena dunia membenci Aku, maka dunia juga akan membenci kamu." Jadi bersiaplah. Jangan kaget jika hal-hal tersebut mulai berdatangan. Seperti yang dikatakan oleh rasul Petrus, janganlah mengira bahwa sesuatu yang aneh sedang terjadi jika aniaya mulai datang melanda kamu. Pahamilah hukum rohani bahwa yang baik dan yang jahat selalu berada dalam konflik yang tak terdamaikan.
Damai sejahtera datang ke dunia ini hanya di dalam hati
Namun walaupun konflik yang terjadi itu sangatlah hebat, tetapi damai sejahtera yang ada di dalam hati sangatlah indah. Itu sebabnya mengapa Yesus berkata kepada murid-muridnya di Yohanes 16:33, "Di dunia ini, kamu akan mengalami kesukaran, kamu akan menderita, kamu akan dianiaya, tetapi di dalam Aku, kamu akan memiliki damai sejahtera." Artinya, mereka akan menikmati damai sejahtera yang sangat indah di dalam Kristus. Saya bersyukur kepada Allah akan adanya damai sejahtera yang sangat indah di dalam hati ini. Di luar, kita berhadapan dengan masalah, konflik, kesukaran, kepahitan dan kecaman. Akan tetapi di dalam, ada damai sejahtera yang tak bisa diambil oleh orang lain.
Itulah sebabnya mengapa ketika berada di penjara, rasul Paulus bisa bersukacita. Saat kita mempelajari surat Filipi, kata kunci di surat itu adalah sukacita. Mengapa seseorang dapat memberi ucapan syukur saat berada di penjara? Karena adanya damai sejahtera yang luar biasa di dalam hati ini. Di luarnya, dunia sedang bergejolak, akan tetapi di dalam, hati Anda dijaga, dilindungi oleh damai sejahtera dari Allah. Kata Paulus di dalam Filipi 4:7, damai sejahtera melindungi hati kita seperti benteng.
Apakah Anda ingin menikmati damai sejahtera?
Inginkah Anda menikmati damai sejahtera hari ini? Dapatkah Anda berkata dengan setulus hati bahwa Anda bersedia? Maka pahami dan terapkanlah ketiga hukum rohani itu. Pahami bahwa tanpa kekudusan maka tidak akan ada damai sejahtera. Jadi, bereskanlah hubungan Anda dengan Allah. Bersihkanlah segala dosa. Akui segala dosa dan katakan, "Tuhan, ubahlah sikap hati saya. Mengapa saya begitu mencintai dosa? Jadikanlah saya mencintai apa yang baik, yang benar."
Dan yang kedua, pahami bahwa damai sejahtera itu hanya ada di dalam Kristus. Mendekatlah kepadanya; berpeganglah padanya. Tanpa dia, Anda tidak akan pernah memiliki damai sejahtera.
Dan yang ketiga, pahamilah bahwa damai sejahtera datang ke dunia ini hanya di dalam hati Anda. Ini karena di luar ada kejahatan. Yang baik dan yang jahat akan selalu bertentangan. Bersiaplah untuk masuk ke dalam konflik. Bersukacitalah di dalam konflik itu karena dengan demikian Anda tahu bahwa Anda berada di pihak yang baik dan pemihakan Anda diperhitungkan oleh mereka yang jahat, dan itulah sebabnya mereka yang jahat itu mulai menentang Anda.
Namun pastikanlah satu hal, dan saya mohon, jangan jadikan hidup Anda sebagai medan perang. Biarlah konflik itu terjadi di luar sana. Jangan biarkan konflik itu terjadi di dalam diri Anda'
Saya teringat ketika pertama kali saya bertemu dengan Kristus, saya bertemu dengan kedamaian. Di lapangan penjara Komunis China di Shenzhen, tak jauh dari perbatasan Hong Kong. Saya bertemu dengan Allah untuk pertama kalinya. Saya sudah sering bersaksi tentang kejadian pertama kali saya bertemu dengan Allah dan saat Dia menjawab seruan saya. Pengalaman pertama yang saya alami adalah damai sejahtera yang tak terlukiskan di dalam hati. Saya tidak memahaminya saat itu. Saya tidak mengerti tentang hukum-hukum rohani saat itu. Namun sekarang saya mengerti apa artinya semua itu, saat pertama kali Anda bertemu dengan Allah, itulah saat pertama kali Anda masuk ke dalam damai sejahtera.
Saya harap Anda akan sering merenungkan tentang ketiga hukum rohani itu. Ketiga hukum itu bisa mengubah hidup Anda. Dan jika Anda sudah memahami hal-hal tersebut, maka Anda tidak akan salah jalan di dalam kehidupan rohani Anda. Maka pesan yang disampaikan oleh para malaikat akan menjadi kenyataan di dalam hidup Anda. "Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya - yaitu orang-orang yang benar."
rahasia hidup sejahtera
Setiap orang pasti merindukan hidup sejahtera dan panjang umur. Kitab Amsal memberitahukan bahwa rahasia untuk memperoleh berkat panjang umur dan sejahtera (shalom) adalah ketaatan kepada nasihat “ayah”. Nasihat “ayah” yang dimaksudkan di sini adalah hidup sesuai dengan hikmat Allah. Kehidupan orang yang tidak berhikmat adalah kehidupan yang kacau dan membuat kita menjadi tidak sejahtera karena kita menyia-nyiakan hidup dan tidak menjaga tubuh yang merupakan bait Allah. Sebenarnya, kata Ibrani shalom mempunyai arti yang lebih luas dari sekadar berarti “sejahtera”. Kata ini mencakup hubungan yang harmonis dalam keluarga, bahkan hubungan yang baik dengan Tuhan melalui Yesus Kristus sebagai sumber damai sejahtera. Memperhatikan sungguh-sungguh kata-kata dan nasihat dalam Amsal adalah sumber sejahtera dan panjang umur (3:1-2).
Ada dua hal yang perlu diperhatikan agar kita bisa mengalami hidup sejahtera dan panjang umur: Pertama, kalau orang memperhatikan dasar-dasar untuk kehidupan yang baik, yaitu firman Tuhan, ia akan menghindari jerat dan perangkap kejahatan dalam hidupnya. Kasih dan setia harus diperhatikan. Kasih dan setia adalah sifat-sifat ilahi (bandingkan dengan Mazmur 25:10). Kasih dan setia akan mendatangkan pujian atau penghargaan dari Allah dan manusia. Damai sejahtera tidak dapat diperoleh dengan cara lain, tidak dapat dibeli dengan uang. Damai sejahtera hanya dapat diperoleh dengan cara menjalani hidup sesuai dengan firman Tuhan. Kedua, mengakui Allah dalam semua bidang kehidupan kepercayaan kita kepada Allah harus dihayati dan dikaitkan dengan kehidupan nyata kita hari lepas hari. Dengan demikian, kita akan memperoleh berkat hidup sejahtera dan panjang umur.
8 tips hidup bahagia dan sejahtera
Filsafat
Solitary
Wanderer
Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....
Jadikan Teman | Kirim Pesan
8 Tips Hidup Bahagia & Sejahtera dalam Ajaran Buddha
OPINI | 18 February 2014 | 20:53 Dibaca: 298 Komentar: 0 1
Jika seseorang ditanya: “Apakah tujuan hidup anda?”, umumnya ia akan menjawab secara singkat: “Ingin hidup bahagia dan sejahtera.” Demikianlah, semua orang di dunia ini umumnya menginginkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Sebagai salah satu pedoman kehidupan manusia, ajaran agama di dunia ini juga mengajarkan jalan menuju kebahagiaan dan kesejahteraan bagi para praktisinya, tak terkecuali ajaran Buddha.
Tujuan utama ajaran Buddha adalah kebahagiaan dan kesejahteraan yang melampaui duniawi (Nibbana), namun bukan berarti Sang Buddha tidak mengajarkan jalan menuju kebahagiaan dan kesejahteraan duniawi. Dhamma yang diajarkan Sang Buddha bersifat universal yang juga bertujuan pada kebahagiaan yang bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, untuk para umat awam yang masih menginginkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang terlihat dalam kehidupan saat ini dan yang akan datang, Sang Buddha mengajarkan beberapa tips bagi kita agar dapat menjalani kehidupan yang bahagia dan sejahtera lahir dan batin. Ini adalah 8 hal yang perlu diperhatikan dan dijalankan dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai umat awam:
1. Bekerja dan berusaha dengan tekun dan gigih
Tak diragukan lagi syarat pertama untuk hidup bahagia adalah bekerja dan berusaha, yaitu menjalankan mata pencaharian yang baik dengan tekun dan gigih. Bagi yang bekerja sebagai pegawai atau karyawan, ini berarti ia bekerja dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, tidak melalaikan kewajibannya sebagai pegawai atau karyawan, dan memiliki inisiatif dalam bekerja sehingga apa pun pekerjaan yang diberikan atasan dapat diselesaikan dengan baik. Bagi yang memiliki usaha sendiri, ia seharusnya memiliki kemampuan mengatur dan mengelola usahanya dengan baik.
Dengan bekerja dan berusaha secara tekun dan gigih, tidak hanya seseorang memperoleh hasil yang maksimal, tetapi juga mencapai kepuasan batin dalam melakukan pekerjaan atau usahanya tersebut.
2. Menjaga dan melindungi kekayaan yang telah diperoleh
Setelah bekerja dengan tekun dan gigih sehingga berhasil mengumpulkan harta kekayaan yang mencukupi, hal yang tak kalah pentingnya adalah menjaga dan melindungi kekayaan tersebut agar terhindar dari kehilangan yang disebabkan oleh penyitaan oleh negara (karena tidak membayar pajak atau melakukan korupsi misalnya), pencurian atau perampokan, musibah dan bencana alam, dan pewaris yang tidak dapat mengembangkannya (misalnya suka berfoya-foya saja).
3. Menjalin persahabatan yang baik
Manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang. Di mana pun dan kapan pun kita berada, kita selalu berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Salah satunya yang paling dekat dengan kita disebut para sahabat. Namun tidak semua orang bisa dijadikan sahabat baik, seperti mereka yang tamak dan serakah, banyak bicara tetapi tidak berbuat apa-apa, suka menyanjung alias penjilat, dan suka berfoya-foya. Mereka yang suka membantu, selalu ada di saat senang dan susah, menunjukkan jalan yang benar, dan selalu bersimpati adalah orang-orang yang dapat diandalkan sebagai sahabat baik.
Selain itu, dengan bergaul dengan para sahabat yang berperilaku dan bermoral, berkeyakinan yang baik, dermawan, dan bijaksana, seseorang juga berusaha untuk meneladani mereka dalam kebajikan-kebajikan tersebut. Dengan demikian, ia tidak hanya mendapatkan sahabat baik, melainkan juga memberikan persahabatan yang baik bagi para sahabatnya sehingga dapat mendatangkan lebih banyak sahabat-sahabat baik lainnya. Maka ini akan membuat seseorang hidup lebih bahagia daripada hidup berkelimpahan harta namun tanpa seorang sahabat pun.
4. Seimbang dalam pemasukan dan pengeluaran
Selain dapat menjaga dan melindungi hasil keringatnya sendiri dengan baik, maka seseorang juga harus mampu menjaga keseimbangan antara pemasukan dan pengeluarannya. Ia tidak boros dalam pengeluarannya, tetapi juga tidak pelit. Ia pandai mengatur pengeluarannya berdasarkan pemasukan yang diterima sehingga tidak besar pasak daripada tiang.
Terdapat suatu tips pengeluaran yang baik secara Buddhis, yaitu dari empat bagian pemasukan atau penghasilan seseorang, ia dapat menggunakan satu bagian untuk dinikmati sepuasnya, dua bagian untuk mengembangkan pekerjaan dan usahanya (sebagai modal usaha misalnya), dan satu bagian sisanya untuk ditabung sehingga dapat digunakan untuk keperluan mendadak.
Untuk menjaga agar pengeluaran tidak terbuang percuma, seseorang juga perlu menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan merosotnya kekayaan, yaitu suka minum minuman keras dan ketagihan obat-obatan terlarang, berkeliaran di jalanan pada waktu yang tidak pantas, mengunjungi tempat-tempat hiburan dan bermain perempuan, berjudi, pergaulan yang salah, dan kemalasan.
Hanya dengan memenuhi dan menjalankan empat tips di atas sudah dapat menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan duniawi yang dapat dinikmati saat ini, namun sebagai seorang Buddhis empat tips berikutnya juga seharusnya dilaksanakan untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan spiritual baik pada saat ini maupun yang akan datang.
5. Memiliki keyakinan
Keyakinan adalah landasan utama dalam kehidupan spiritual Buddhis. Dalam hal ini seseorang memiliki keyakinan terhadap Buddha sebagai guru junjungan agung semua makhluk yang telah tercerahkan sempurna, Dhamma sebagai pedoman utama dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, dan Sangha sebagai suri teladan dalam mempraktekkan ajaran Buddha tersebut. Dengan keyakinan yang demikian, ia berlindung kepada Sang Tiratana dalam pengertian yang benar, yaitu:
(a) Berlindung kepada Buddha dengan meneladani sifat belas kasih dan kebijaksanaan agung Beliau dalam kehidupan sehari-harinya.
(b) Berlindung kepada Dhamma dengan mempelajari dan mempraktekkan ajaran Sang Guru hingga merasakan manfaat nyatanya dalam kehidupan sehari-hari.
(c) Berlindung kepada Sangha dengan meneladani para siswa mulia Sang Buddha sebagai panutan praktek Dhamma dalam kehidupan sehari-hari (sesuai dengan kapasitas kita sebagai umat awamnya tentunya).
6. Berperilaku baik dan bermoral
Seseorang berperilaku baik dan bermoral dengan menjalankan lima pelatihan moral bagi umat awam Buddhis, yaitu menghindari pembunuhan, pencurian, hubungan seksual yang salah (berzinah, berselingkuh, dan berbuat asusila), ucapan tidak benar, serta ketagihan minuman keras dan obat-obatan terlarang. Tidak hanya menghindari perbuatan-perbuatan buruk ini, ia juga melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan mengembangkan cinta kasih terhadap kehidupan semua makhluk, menghargai dan menjaga kepemilikan orang lain, menghormati dan menjaga keharmonisan hubungan pasangan, mengembangkan kejujuran dan integritas diri, serta menjaga kewaspadaan dan kesadaran setiap saat. Inilah yang disebut sempurna dalam perilaku dan moralitas yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan pada kehidupan saat ini dan kehidupan mendatang.
7. Dermawan dan suka menolong
Seorang yang dermawan berarti ia tidak kikir dan pelit, suka memberi dan berbagi baik kepada yang membutuhkan maupun untuk melepas keterikatan pada kepemilikan pribadi. Ia juga suka membantu mereka yang sedang dalam kesulitan tanpa diminta dan tanpa mengharapkan pamrih. Kebahagiaan yang diperoleh dari memberi dengan melepas dan membantu dengan kerelaan ini tidak ternilai harganya dibandingkan kebahagiaan-kebahagiaan dari pencapaian duniawi mana pun.
8. Bijaksana
Untuk hidup bahagia, tidak cukup hanya menjadi orang baik saja, tetapi juga harus bijaksana dalam menghadapi berbagai permasalahan dan realita kehidupan yang pelik di dunia ini. Ini bukan sekedar kebijaksanaan dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman hidup, melainkan kebijaksanaan dalam memandang berbagai fenomena kehidupan yang timbul dan lenyap sebagaimana adanya, yang tidak kekal, tidak memuaskan dan bukan diri. Kebijaksanaan ini diperoleh melalui pengembangan batin secara meditatif terhadap semua fenomena kehidupan sehingga tercapailah kebahagiaan dan kesejahteraan sejati yang melampaui semua jenis kebahagiaan dan kesejahteraan yang ada di dunia.
Inilah delapan tips untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan sebagai mereka yang masih menggeluti kesibukan duniawi. Namun demikian, jika kedelapan poin di atas dijalankan dengan sempurna, tidak hanya kebahagiaan dan kesejahteraan duniawi seperti kekayaan dan kemakmuran serta kenikmatan dan kepuasan indera yang ia peroleh, tetapi juga kebahagiaan dan kesejahteraan spiritual di saat ini dan masa yang akan datang.
Sabtu, 21 Februari 2015
berhenti mengeluh dan mulai bersyukur
Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa orang hal ini telah menjadi suatu kebiasaan. Kalau Anda termasuk orang yang suka mengeluh maka ketahuilah bahwa kebiasaan mengeluh tidak akan membuat situasi yang Anda hadapi menjadi lebih baik, malahan hanya akan menguras energi Anda dan menciptakan perasaan negatif yang tidak memberdayakan diri Anda.
Coba tanyakan diri Anda apabila seandainya, Anda memiliki dua orang teman, yang pertama selalu mengucapkan kata-kata positif dan yang kedua selalu mengeluh, Anda akan lebih senang berhubungan dengan yang mana? Saya yakin jawaban Anda adalah teman yang pertama, karena pada dasarnya semua orang senang berhubungan dengan orang-orang positif yang kata-katanya membangun, menghibur, menguatkan.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita sering mengeluh? Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan atau keinginan kita. Dan Anda perlu sadari bahwa hal ini akan terjadi hampir setiap hari dalam kehidupan yaitu kenyataan yang terjadi seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Jadi cara mengatasinya sebenarnya mudah kita hanya perlu belajar bersyukur dalam segala keadaan yang kita hadapi.
Sebagai contoh, jika Anda sering mengeluh dengan pekerjaan Anda, Anda perlu tahu berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia saat ini? Menurut informasi hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak punya pekerjaan, jadi bersyukurlah Anda masih memiliki pekerjaan dan penghasilan. Atau Anda mengeluh karena jalanan sering macet saat Anda mengemudi, untuk hal ini ketahuilah bahwa ada jutaan orang yang tidak memiliki kendaraan pribadi seperti Anda.
Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, ''Sinta, Sinta''. Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, ''Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Sinta'.' Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuni lain itu terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, ''Sinta, Sinta". Orang ini juga punya masalah dengan Sinta? '' tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, '' Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu''.
Percayalah bahwa di balik semua hal yang kita sering keluhkan pasti ada hal yang dapat kita syukuri. Para ahli psikologi mengatakan "Sikap bersyukur adalah emosi yang tersehat". Seorang pakar stress bernama Hans Seyle juga berkata, "Sikap bersyukur menghasilkan energi emosional lebih daripada sikap yang lain dalam hidup ini". Yang menarik adalah Anda selalu dapat memilih dalam setiap kejadian yang dihadapi apakah Anda akan mengeluh atau bersyukur.
Ada cerita mengenai seorang pengusaha yang terbangun di sebuah rumah sakit dan istrinya yang setia sedang mendampinginya menjalani perawatan.
Pria ini berkata pada Istrinya, "Kamu tahu waktu pertama kali kita menikah usaha kita bangkrut dan Engkau ada di sisiku, setelah itu di tahun kedua pernikahan kita harta benda yang telah aku kumpul buat masa depan keluarga kita lenyap dicuri orang namun Kamu masih tetap setia menemaniku. Selanjutnya lagi saat rumah yang telah kita cicil mengalami kebakaran Engkau pun di sisiku juga. Melalui semua itu Kamu selalu di sisiku".
Istrinya menjawab, "Ya aku akan selamanya setia berada di sisimu suamiku dalam keadaan apapun".
Pengusaha ini berkata, "Sekarang aku terbaring lemah di rumah sakit, Kamu tetap ada di sisiku".
Ia menjawab, "Pasti, aku selalu bersedia ada di sisimu".
Kemudian pengusaha ini berkata lagi, "Makanya sekarang aku mulai berpikir bahwa kehadiranmulah yang menjadi pembawa semua kesialan ini".
Herannya ada orang-orang tertentu yang memang tidak paham bagaimana cara bersyukur dan orang-orang seperti ini kelihatannya tidak pernah dapat melihat sesuatu hal yang baik ataupun positif karena pandangannya cuma tertuju pada hal yang buruk.
Mulai ambil waktu untuk bersyukur setiap hari. Bersyukurlah atas pekerjaan Anda, kesehatan Anda, keluarga Anda atau apapun yang dapat Anda syukuri. Bersyukurlah lebih banyak dan percayalah hidup Anda akan lebih mudah dan keberuntungan senantiasa selalu bersama Anda, karena Anda dapat melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandangan Anda karena Anda terlalu sibuk mengeluh.
Kalau semakin banyak kita bersyukur atas apa yang kita miliki, maka semakin banyak hal yang akan kita miliki untuk disyukuri. Berarti semakin banyak kita mengeluh atas masalah yang Anda alami, maka jangan heran jika rasanya semakin banyak masalah yang kita alami untuk dikeluhkan.
Jangan mengeluh bila Anda menghadapi kesulitan tetapi lakukanlah hal berikut ini. Tutuplah mata Anda, tarik nafas panjang, tahan sebentar dan kemudian hembuskan pelan-pelan dari mulut Anda, buka mata Anda, tersenyumlah dan pikirkanlah bahwa suatu saat nanti Anda akan bersyukur atas semua yang terjadi pada saat ini.
Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan mengeluh bila Anda sedang bersama teman-teman yang sedang mengeluh, coba beri tanggapan yang positif atau tidak sama sekali. Selalu berpikir positif dan kembangkan sikap penuh syukur lalu lihatlah perubahan dalam hidup Anda.
bersyukur
HUKUM BERSYUKUR
Bersyukur hukumnya wasib
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku". (QS. 2:152)
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah". (QS. 2:172)
"Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta.Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki kepadamu; maka mintahlah rizki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan". (QS. 29:17)
TATACARA BERSYUKUR:
1. Bersyukur Dengan Hati
Mengakui dan meyakini bahwa nikmat yang diperoleh semuanya berasal dari Allah dan bergembira atas nikmat tersebut.
"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya.Sesungguhnya manusia itu, sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)". (QS. 14:34)
2. Bersyukur Dengan Lesan
a. Mengungkapkan kegembiraan atas nikmat itu dengan mengucapan "Hamdalah"
b. Memberitakan nikmat itu kepada orang lain jika dimungkinkan tidak akan terjadi fitnah
.
"Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (QS. 93:11)
3. Bersyukur Dengan Amal Perbuatan
Mepergunakan nikmat itu sesuai dengan kehendak pemberi nikmat
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah hrata-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:"Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan". (QS. 63: 9-11)
Mensyukuri nikmat pendengaran, penglihatan dan hati.
1. Mensyukuri nikmat pendengaran , Kita gunakan mendengaran kita untuk mendengarkan ayat-ayat Allah, mendengarkan tausyiah-tausyiah, mendengarkan paengajian – pengajian dan sebagainya.
2. Mensyukuri nikmat penglihatan. Kita gunakan penglihatan kita untuk membaca ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat qauniyah yakni alam semesta ini, maupun ayat-ayat qauliyah, yakni ayat-ayat Al-Qur'an yang mulia.
3. Mensyukuri nikmat hati. Kita gunakan hati kita untuk memahami ayat-ayat Allah SWT. melalui kajian-kajian taafsir Al-Qur'an.
PENUNJANG RASA SYUKUR:
1. Menyadari akan nikmat Allah yang tak terhitung jumlahnya
"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menhinggakannya.Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)". (QS. 14:34)
2. Melihat keadaan orang yang berada di bawah (kurang beruntung)
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan di dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhanmu adalah lebih baik dan lebih kekal". (QS. 20:131)
3. Mengetahui hikmah bersyukur
4. Mengetahui akibat buruk bagi orang yang tidak bersyukur
5. Berdo’a Kepada Allah
أَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah tolonglah aku untuk mengingat Engkau, bersyukur kepada Engkau, dan beribadah dengan baik kepada Engkau”
HIKMAH BERSYUKUR
1. Syukur adalah sifat orang beriman
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR. Muslim no.7692)
2. Mendapatkan balasan/ganjaran dari Allah.
Barangsiapa yang berbalik menjadi murtad, maka sedikitpun ia tidak merugikan Allah; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. 3:144)
“Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran” (QS. Al Imran: 145)
Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat dari Ibnu Ishaq: “Maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah memberikan kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki baginya di dunia” (Tafsir Ath Thabari, 7/263)
3. Memperoleh pelajaran dari Allah
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur". (QS. 7:58)
4. Mendapatkan keselamatan
"Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Lut. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing,sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur".(QS. 54:34-35)
5. Mendapatkan ridha Allah
"Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada) mu".(QS. 39: 7)
6. Allah akan menambah nikmat-Nya
'Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. (QS. 14: 7)
7. Allah tidak akan menyiksa orang yang bersyukur
"Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui". (QS. 4: 147)
8. Mendapatkan karunia yang besar
"Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai karunia yang besar (yang diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri (nya)". (QS. 27: 73)
9. Menempati tempat dalam syurga di mana saja yang dikehendaki
"Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki." Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal."(QS. 39: 74)
AKIBAT BAGI ORANG YANG TIDAK BERSYUKUR:
1. Mendapatkan ancaman dari Allah
”biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senaglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya)". (QS. 16:55)
2. Menjatuhkan diri pada kekafiran
"Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir". (QS. 16:83)
3. Allah akan menimpakan kelaparan dan ketakutan sebagaimana umat terdahulu..
"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat". (QS. 16:112)
4. Tidak disukai oleh Allah
"Sesungguhnya Allah membela oarang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat". (QS. 22:38)
5. Tidak mendapatkan keberuntungan..
"Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkat:"Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang ia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula).Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)". (QS. 28:82)
6. Kedudukannya lebih buruk dari pada binatang karena kelalaiannya ...
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai". (QS. 7:179)
7. Mendapatkan adzab yang sangat pedih
”...dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. 14: 7)
2 perkara yang selalu membuat kita tidak bersyukur
PERTAMA : KITA SERING MEMFOKUSKAN DIRI PADA APA YANG KITA INGINKAN, BUKAN PADA APA YANG KITA MILIKI.
Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah, kenderaan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang cantik .
Tetapi anda masih merasa kurang. Fikiran anda dipenuhi pelbagai target dan keinginan.
Anda begitu obses dengan rumah yang besar dan indah, kereta mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak wang.
Kita ingin ini dan itu. Bila tak berjaya mendapatkannya kita terus memikirkannya.
Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat.
Kita tetap juga tidak puas, kita ingin yang lebih lagi.
Jadi, betapa banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi “KAYA” dalam erti yang sebenarnya
.
Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ”kaya”.
Orang yang ”kaya” bukanlah orang yang memiliki banyak perkara, tetapi orang yang dapat menikmati segala perkara yang mereka miliki.
Kita boleh memiliki keinginan, tetapi kita perlu menyedari bahawa inilah punca perasaan tidak tenteram.
Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokuskan pada apa yang sudah kita miliki.
Cubalah lihat keadaan di sekeliling anda, fikirkan yang miliki, dan syukurilah.
Anda akan merasakan nikmatnya hidup.
Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat yang baik , pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda.
Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.
Seorang pengarang pernah mengatakan, ”Menikahlah dengan orang yang anda cintai, setelah itu cintailah orang yang anda nikahi.”
Ini mewujudkan rasa syukur.
Ada cerita menarik mengenai seorang datuk yang mengeluh kerana tidak dapat membeli selipar, padahal seliparnya sudah lama rosak.
Suatu petang dia melihat seseorang yang tidak mempunyai kaki, tetapi tetap ceria. Saat itu juga si datuk itu berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah. . .
KECENDERUNGAN MEMBANDING-BANDINGKAN DIRI KITA DENGAN ORANG LAIN.
Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. . . .
Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan rumah sendiri.
Ada cerita menarik mengenai dua orang penghuni ospital sakit jiwa. Pesakit pertama sedang duduk termenung sambil menyebut, ‘‘Lulu, Lulu.”
Seorang pengunjung yang kehairanan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si doktor menjawab, ”Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.”
Pengunjung meneruskan lawatan,
Tetapi apabila sampai di wad lain dia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukul kepalanya di tembok dan berteriak, ”Lulu, Lulu”. ‘
‘Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?” tanyanya kehairanan.
Doktor kemudian menjawab, ”Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.”
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Kerana itu bersyukur merupakan kualiti hati yang tertinggi.
Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut kerana kapalnya karam, namun tetap berasa bahagia.
Ketika ditanya kenapa demikian, dia menjawab, ”Saya mempunyai dua anak lelaki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang.
Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia kerana dapat berjumpa dengan anak kedua saya.
Tetapi kalau pun saya mati tenggelam, saya juga akan berbahagia kerana saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di syurga.”
3 hal yang membuat kita tidak bersyukur
Setiap manusia seharusnya selalu mengingat nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Nikmat yang ada di bumi dan seisinya telah disediakan Allah sebagai kelengkapan dan pelengkap ciptaan-Nya. Air, tanah, udara dan semesta alam dengan penuh kasih dan sayang-Nya mengapa kehadiran kita di dunia atas perintah-Nya, belum lagi kelengkapan anggota badan, sehingga kita dengan mudah menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi. Disadari atau tidak, apa yang ada pada diri manusia, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah nikmat yang telah diberikan Allah dan merupakan anugerah yang tiada tara nilainya.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ [البقرة/152]
“Karena itu ingatlah kamu kepada-ku. Niscaya Aku ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-ku dan jangan kamu mengingkari-ku” (QS. Al-Baqarah:152)
Bersyukur pada hakekatnya merupakan konsekuensi logis bagi seseorang makhluk seperti manusia kepada Allah, sebagai Tuhan yang telah menciptakan dan melimpahkan berbagai nikmat. Namun, kerap sekali makhluk-Nya terlupa bahkan melupakan-Nya.
Pada umumnya ada tiga hal yang sering membuat kita tidak bersyukur. Pertama kita sering memusatkan diri pada apa yang kita inginkan bukan pada apa yang kita miliki. Hal ini terjadi karena kita salah dalam melakukan penilaian. Kita sering mengukur suatu nikmat dari Allah dengan ukuran diri sendiri, artinya jika keinginan dipenuhi, maka ia kan mudah bersyukur sebaliknya jika belum dikabulkan, maka ia enggan untuk bersyukur.
.
Kedua, selalu melihat kepada orang lain yang diberikan lebih banyak nikmat, perilaku ini hanya menyuburkan rasa iri, hasud dan dengki kepada orang lain. Cobalah untuk melihat orang yang kurang beruntung, banyak di sekitar kita yang tak bisa menikmati indahnya pandangan dunia, bahkan ada yang tak bisa hanya untuk sekedar berjalan. Tidak jarang kita merasa orang lain lebih beruntung, kemanapun kita pergi, selalu ada yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik dan lebih segalanyaaa dari kita. Rasullah mengajarkan “apabila seseorang diantara kamu melihat orang yang dilebihkan Allah dalam hal harta benda dan bentuk rupa, maka hendaklah ia melihat kepada orang-orang yang lebih rendah dari padanya”.
Ketiga, menganggap apa yang dimilki adalah hasil usaha sendiri, perilaku ini menumbuhkan sifat kikir, sombong dan melupakan Allah sebagai pemberi nikmat tersebut, padahal tidak ada satu nikmat pun yang datang dengan sendirinya. Melainkan Allah yang telah mengatur semuanya, kini mumpung Allah masih memberikan waktu, satu-satunya cara yang harus kita lakukan adalah mensyukuri semua nikmatnya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bukankah Sang Maha Pencipta telah berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ [إبراهيم/7]
“Bersyukurlah kepadaku maka Aku akan tambahkan nikmat-ku dan janganlah kufur (congkak/sombong) karena siksaku teramat pedih.”
Pertanyaannya, dengan apa kita harus mewujudkan rasa syukur itu?
Adapun manifestasi dari rasa syukur itu adalah: Pertama, hendaklah tertib menjalankan ibadah sebagai bagian terima kasih kita kepada Sang Pencipta, bukan lagi sebagai suatu yang membebani hidup kita, justru sebaliknya tetapi sangat mudah dan sangat murahnya, hanya dengan ketaatan, ketertiban dan kekhusyu’an ibadah.
Kedua, tekun belajar bukan lagi beban karena disuruh oleh orang tua, guru atau siapa pun, tetapi tekun belajar karena kita bersyukur atas anugerah otak yang telah diberikan kepada kita. Berprestasi dalam pendidikan adalah jawaban dari rasa terima kasih kita atas anugerah otak apabila kita tidak mengoptimalkan pengguna otak dengan tekun belajar, maka sang pencipta akan menghinakan kita baik didunia maupun diakhirat.
Sebelum semua terlambat marilah kita mengubah pola pikir tingkah laku dan amal perbuatan kita dengan bersyukur kepada Sang Pencipta agar kita dimuliakan saat hidup didunia dan dimuliakan ketika menghadap-Nya. Sebagaimana janji Sang Pencipta:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ [المجادلة/11]
“Allah akan meninggikan orang yang beriman dantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ” (Q.S. 58:11)
Semoga kita semua termasuk diantaranya Amin…nah, selagi ada waktu yang diberikan oleh-Nya, sudahkah kita mensyukuri semua nikmat-Nya?
BALASAN ORANG YANG TIDAK BERSYUKUR
BALASAN ORANG TIDAK BERSYUKUR
Bersyukur adalah satu kewajipan, ia bermaksud setiap hamba mestilah bersyUkur kepada Allah swt atas segala nikmat yang telah diberikan. Manusia juga mesti bersyukur dan berterima kasih sesama manusia atas kebaikan dan jasa yang telah diberikan kepada mereka.
Sabda Rasulullullah s.a.w;
من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير ومن لم يشكر الناس لم يشكر الله التحدث بنعمة الله شكر وتركها كفر
Maksudnya; Sesiapa yang tidak bersyukur dengan yang sedikit, ia tidak akan bersyukur dengan yang banyak, sesiapa yang tidak bersyukur sesama manusia, ia tidak bersyukur dengan Allah swt, Menceritakan nikmat Allah adalah bersyukur dan meninggalkannya adalak kekufuran.
Akibat buruk kerana tidak bersyukur.
1. Mendapat kemurkaan Allah swt, dan di akhirat nanti Allah janjikan azab yang pedih dan menyakitkan. Mereka adalah orang-orang yang kufur, kafir nikmat Allah swt.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Maksudnya; Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memberitahu, sekiranya kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahkan nikmat ku, tetapi ingat sekiranya kamu kufur nikmat aku sesunngguhnya azab aku sangat besar.
2. Orang yang tidak bersyukur akan menjadi orang yang sombong, takabbur dan sentiasa menzalimi orang lain. Akibatnya mereka dibenci Allah, jauh dari rahmat Allah swt dan tidak disukai oleh orang lain.
3. Orang yang tidak bersyukur akan menjadi orang yang tamak, dan orang yang tamak ini sememangnya orang yang dicela. Tidak pernah merasa cukup yang akhirnya sikap tamak tersebut menjerumuskan mereka kedalam kancah maksiat dan kemurkaan Allah swt. Menzalimi dan menganiaya orang lain.
عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَيْنِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى وَادِيًا ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Maksudnya; Sekiranya menusia memiki dua lebah harta nescaya mereka mencari lembah yang ketiga, dan tidak dipenuhi perut manusia melainkan tanah, dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat.
4. Orang yang tidak bersyukur, akan sentiasa menyalahkan orang lain apabila ditimpa musibah atau kesusahan, jauh sekali untuk muhasabah kesilapan diri sendiri, dan sering tidak redha dengan qada' dan qadar Allah swt, lebih malang apabila mereka menyalahkan Allah swt dan bersangka buruk terhadapnya.
Asal Usul Dendam
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pada dasarnya dendam merupakan bentuk pertahanan alamiah manusia terhadap serangan musuh (Sebagai contoh yang diungkapkan oleh Barbara Ehrenreich dalam bukunya Blood Rites: Origin and History of the Passions of War). Ditemukan bahwa pada jaman primitif, nenek moyang kita menggunakan mekanisme balas dendam untuk membalas perbuatan seseorang terhadap dirinya atau sukunya.
Karena hubungan sosial masyarakat pada waktu itu berupa komunalisme, di mana semua anggota komunitas dianggap sebagai satu keluarga, konsekuensinya ketika salah satu anggota masyarakat (suku) mengalami serangan fisik, maka semua anggota masyarakat wajib melakukan pembalasan terhadap pelaku, dan terhadap suku di mana pelaku menjadi anggota suku tersebut.
Jadi, pada jaman purba, kesalahan satu orang dianggap sebagai kesalahan satu komunitas. Demikian sebaliknya, penganiayaan terhadap satu orang dianggap sebagai penganiayaan terhadap satu komunitas (Susan Jacoby dalam bukunya Wild Justice: The Evolution of Revenge).
Pada masa itu, belum dikenal konsep keadilan. Setiap tindakan penganiayaan atau penyerangan akan dibalas dengan penyerangan. Tindakan ini masih murni berdasarkan insting purba mereka, yaitu insting mempertahankan diri. Insting ini juga ditemukan pada simpanse, di mana ditemukan bahwa dalam komunitas simpanse, ketika salah satu anggotanya melakukan serangan terhadap anggota lainnya, maka anggota yang diserang itu tidak langsung menyerang si penyerang, melainkan menunggu waktu yang tepat untuk mengadakan serangan balik.
Pada perkembangan selanjutnya, komunalisme primitif berganti ke masa monarki, alias kerajaan. Pembalasan yang semula dilakukan oleh orang atau kelompok yang bersangkutan, sekarang menjadi otoritas agama. Pada masa ini, jika seseorang menganiaya orang lain, maka pihak yang dianiaya tidak diperbolehkan untuk membalasnya secara langsung. Tindakan pembalasan dilakukan oleh lembaga agama. (Susan Jacoby dalam buku Wild Justice: The Evolution of Revenge).
Hal ini dikarenakan, jika dilakukan oleh pihak yang dianiaya, maka pembalasan itu akan berbuntut pada pembalasan lagi. Begitu seterusnya.
Pada masa inilah mulai muncul konsep keadilan. Agama dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan keadilan bagi orang yang disakiti, dengan hukumnya yang memberikan sanksi kepada mereka yang melakukan penganiayaan terhadap orang lain.
Keadilan dan Balas Dendam
Sekalipun tujuan awalnya adalah mencari keadilan, sebenarnya ada perbedaan mendasar antara balas dendam dan keadilan. Keadilan merupakan ciptaan manusia secara sadar. Ia merupakan nilai moral yang dirumuskan secara sadar oleh masyarakat berdasarkan alasan yang objektif. Sementara itu, balas dendam merupakan perbuatan yang hanya berdasarkan insting. Ia tidak memedulikan bahwa tindakan yang ditimpakan kepadanya merupakan kesalahan atau bukan. Balas dendam tidak memedulikan penilaian objektif mengenai penganiayaan yang menimbulkan aksi balas dendam tersebut.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Leon F. Seltzer, Ph.D dalam artikelnya yang berjudul Don’t Confuse Revenge with Justice yang dimuat dalam jurnal Psychology Today, “Revenge is, by nature, personal….” Balas dendam merupakan tindakan yang didasarkan pada subjektifitas personal. Lebih jauh, balas dendam merupakan tindakan yang bersifat bias, memihak kepada orang yang disakiti.
Lebih parah lagi, balas dendam merupakan penyakit jiwa, yang tidak memiliki dasar rasional dan logis. Leon F. Seltzer, Ph.D, masih dalam artikel yang sama menyebutkan bahwa balas dendam “…expresses a hot, overwhelming desire for bloodshed. As perverse as it may seem, there’s actual plesure experienced in causing others to suffer for the hurt they’ve caused the avenger….” Dendam adalah perasaan senang ketika melihat orang yang menyebabkan ia terluka mengalami hal serupa atau mengalami hal yang membuat hidupnya sengsara. Balas dendam adalah keinginan untuk membuat sengsara kehidupan orang yang telah menyebabkan luka.
Sementara itu, keadilan merupakan konsep yang didasarkan pada hubungan sosial. Keberadaannya tidak berkaitan dengan ego individual. Keadilan tidak memihak kepada individu yang diserang maupun individu yang menyerang.
Tujuan keadilan adalah menciptakan keseimbangan. Eleanor Roosevelt mengatakan , “Justice cannot be for one side alone, but must be for both,” yaitu bahwa keadilan tidak membela satu pihak, melainkan demi kebaikan kedua belah pihak.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa balas dendam merupakan tindakan yang didasarkan pada subjektifitas, sedangkan keadilan didasarkan pada objektifitas.
Mengapa Balas Dendam?
Pada jaman sekarang, sistem hukum mengatur ketat keadilan. Setiap pelanggaran terhadap keadilan diberikan sanksi yang setimpal. Sanksi tersebut bukan diberikan oleh individu yang menjadi korban ketidakadilan, melainkan oleh lembaga hukum. Hal ini menjadikan balas dendam mustahil dilakukan. Balas dendam dianggap sebagai tindakan main hakim sendiri. Dan, hal ini jelas dianggap sebagai pelanggaran.
Namun demikian, kenyataannya masih banyak yang tidak mengindahkan hukum yang berlaku. Banyak orang yang menggunakan cara lama dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain. Dendam menjadi andalan.
Lalu, mengapa bisa demikian? Ada dua alasan utama yang perlu Anda ketahui mengapa balas dendam masih menjadi andalan.
1. Penganiayaan emosial
Belum ada payung hukum yang mengatur penganiayaan secara emosional. Memang ada undang-undang yang mengatur penghinaan, pencemaran nama baik, ancaman, teror, dan pemfitnahan. Tetapi, penganiayaan emosional bukan hanya sebatas pada tindakan-tindakan tersebut. Banyak orang merasa dianiaya ketika harga dirinya direndahkan. Penolakan, penghinaan yang dilakukan dengan tindakan yang merendahkan, dan ucapan kemarahan tidak diatur oleh undang-undang.
Semua tindakan itu meskipun bukan merupakan pelanggaran privasi orang lain, nyatanya banyak membuat orang sakit hati. Bukan bermaksud menghakimi, hal ini disebabkan, korban terlalu mementingkan harga dirinya. Ia tidak mau harga dirinya terinjak. Dia terlalu sensitif menanggapi tindakan orang yang dilakukan kepadanya.
Kemarahan dan penolakan yang menurut kebanyakan orang merupakan hal yang lumrah, menurut sebagian orang merupakan tindakan yang merendahkan martabat dan harga dirinya. Inilah yang memicu tindakan balas dendam. Sebuah artikel yang dimuat dalam http://www.emotionalcompetency.com/revenge.htm menyebutkan, “the goal of revenge is to erase shame and humiliation and restore pride.” Tujuan balas dendam adalah untuk menghapus rasa malu dan penghinaan dan mengembalikan kebanggaan.
2. Mengembalikan masa lalu
Balas dendam dilakukan karena hukuman yang ditimpakan kepada pelaku tidak membuat si korban merasa puas dan hilang sakit hatinya. Mengapa bisa demikian? Karena si korban menginginkan kejadian yang melukai hatinya tidak pernah terjadi. Si korban ingin mengembalikan masa lalu, dan berharap dengan membalas perbuatan si pelaku, masa lalunya akan pulih.
Ini jelas mustahil. Apa yang sudah terjadi tidak akan kembali seperti semula. Rupanya itulah yang menyebabkan pembalasan menjadi lebih kejam daripada perbuatan dan bahkan lebih lama prosesnya dari perbuatan yang dilakukan oleh pelaku. Ini dikarenakan sampai kapan pun, balas dendam tidak akan membuat rasa sakit hati lenyap karena yang ia inginkan adalah kembalinya masa lalunya.
Dampak Balas Dendam
Melihat orang yang membalas dendam tidak akan puas sampai kapan pun, maka tindakan balas dendam tidaklah berguna. Sampai kapan pun ia tetap akan merasa sakit hati, sekalipun dendam telah terbalas. Lebih jauh, ia tidak akan berhenti membalas dendam.
Hal ini justru membuat orang yang membalas dendam menemui dampak yang negatif. Berikut beberapa dampak yang diakibatkan oleh dendam.
1. Memperpanjang konflik
Mohandas Gandhi mengatakan, “An eye for an eye leaves the whole world blind.” Mata dibalas mata hanya akan membuat seluruh dunia buta.
Memang demikianlah yang akan terjadi ketika kita membenarkan tindak balas dendam. Karena disakiti si A, maka si B membalasnya. Si C, kakak si A, tidak terima dengan tindakan si B, dan karenanya membalas tindakan si B. Si D, anak si B, tidak terima ayahnya diperlakukan tidak adil oleh si C. Ia pun membalas perlakuan si C. Demikian seterusnya hingga kiamat. Konflik yang terjadi lantaran balas dendam berlanjut dari generasi ke generasi.
2. Dijauhi orang
Balas dendam membuat orang lain takut berteman dengan kita. Orang akan berpikir, saat ia melakukan kesalahan terhadap kita, baik yang disengaja atau pun tidak, kita akan langsung membalas tindakannya. Orang juga akan menjauhi kita lantaran takut jika sikap dan tindakannya tidak sesuai dengan keinginan kita, atau sikap dan tindakannya secara tidak sengaja menjatuhkan martabat dan harga diri kita.
3. Memperparah sakit hati
Saat kita melakukan balas dendam, seringkali kita melakukannya dengan sadar. Balas dendam merupakan proses yang panjang. Ia meliputi serangkaian rencana dan eksekusi. Sebelum melancarkan aksi balas dendam, kita menyusun serangkaian rencana. Kita juga mempersiapkan alternatif rencana sebagai antisipasi jika rencana pertama gagal.
Tanpa disadari, saat kita menyusun rencana untuk membalas dendam, kita sedang memperbarui dan memperparah sakit hati kita. Ini dikarenakan, sepanjang waktu, kita memikirkan cara membalas dendam, yang otomatis akan membuat kita teringat kembali pada peristiwa menyakitkan itu.
4. Menguras energi, waktu, dan uang
Seperti yang disebutkan di atas, balas dendam menguras waktu dan perhatian kita. Kita menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan cara melancarkan balas dendam. Kita menghabiskan waktu untuk mendramatisasi rasa sakit akibat perbuatan orang lain.
Bukan hanya waktu, uang dan tenaga pun terkuras untuk aksi balas dendam. Seringkali balas dendam bahkan mendorong kita untuk rela mengeluarkan banyak uang demi menghancurkan kehidupan orang yang telah menyakiti kita.
5. Menghancurkan masa depan
Sering kita lihat di televisi, lantaran balas dendam, seseorang terpaksa meringkuk di penjara.
Balas dendam bukan hanya mengirim kita ke penjara. Sekalipun kita tidak melakukan pembalasan secara fisik, dan tidak dipenjara, tetap saja balas dendam akan merusak masa depan kita. Ini dikarenakan, waktu kita yang seharusnya digunakan untuk bekerja dan mengembangkan diri justru terbuang percuma untuk merencanakan aksi balas dendam. Dan, seringkali, ketika rencana kita gagal, kita akan mencoba rencana lain untuk menghancurkan kehidupan orang yang telah menyakiti hati kita.
Demikian seterusnya hingga tidak ada waktu yang tersisa untuk mengembangkan diri.
6. Menyebabkan penyakit psikosomatis
Seperti yang disebutkan sebelumnya, dendam memperparah rasa sakit. Rasa sakit itu bahkan tidak akan lenyap sampai kapan pun. Kita berpikir, dengan balas dendam, masa lalu kita akan pulih, yang pada gilirannya akan mengobati rasa sakit hati. Tetapi, mustahil masa lalu akan pulih seperti keadaan semula. Oleh karena itu, tidak heran jika balas dendam tidak bisa menyembuhkan sakit hati. Alih-alih sembuh, rasa sakit itu malah menjadi penyakit.
Demikianlah dampak dari balas dendam. Kesemua yang disebutkan di atas merupakan dampak negatif. Memang jika direnungkan, tidak ada dampak positif yang dapat kita peroleh dari balas dendam. Mungkin kita akan puas sesaat, tetapi tunggu saja, aksi balas dendam yang kita lancarkan akan segera dibalas dengan tindakan yang lebih kejam.
Obat Peredam Dendam
Positive-thinking.jpgMengingat bahwa dendam timbul dari keinginan untuk mengembalikan masa lalu, maka tidak ada gunanya kita membalas dendam. Bagaimana pun kita membalas perbuatan itu, masa lalu tidak akan pernah kembali. Yang ada justru kita semakin sakit hati. Selain itu, balas dendam juga menimbulkan dampak negatif seperti yang disebutkan pada bab sebelumnya.
Sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya, balas dendam juga merupakan penyakit hati. Disebut penyakit hati karena balas dendam tidak didasarkan pada logika, melainkan pada keinginan bahwa orang yang melukai hati kita akan sengsara selamanya. Dendam adalah perasaan senang di atas penderitaan orang yang telah melukai hati kita. Mengerikan, bukan, jika kita memiliki perasaan seperti itu?
Nah, oleh karena itu, daripada membalas dendam, lebih baik kita mencari cara untuk meredakan rasa dendam itu. Karena dendam adalah penyakit hati, maka kunci untuk meredam rasa dendam adalah TERAPI QOLBU.
Terapi qolbu adalah sinonim dari terapi kejiawaan. Terapi qolbu dapat berupa self-healing, psikoterapis yang dilakukan oleh seorang terapis, hipnoterapis yang juga dilakukan oleh terapis, maupun konseling.
Terapi qolbu bukan hanya tentang terapi spiritual seperti zikir, istighfar, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Terapi qolbu sangatlah luas maknanya. Ia juga dapat dilakukan dengan tindakan-tindakan yang tidak terkait spiritualitas. Yang pasti, terapi qolbu adalah pengobatan dengan membebaskan otak dari pikiran-pikiran negatif.
Berikut beberapa langkah terapi qolbu yang dapat Anda lakukan untuk meredam dendam di hati Anda.
1. Tidak mendramatisir perasaan
Apa yang Anda rasakan ketika mendengarkan lagu-lagu sedih? Mendengar lagu-lagu sedih saat hati Anda terluka akan membuat hati Anda semakin sedih. Inilah efek dari dramatisasi.
Demikian halnya jika saat hati Anda terluka, Anda mendramatisasi perasaan itu dengan keluhan, kebencian, ancaman, dan tangis. Bukannya rasa sakit itu hilang, tetapi justru semakin parah. Menangis boleh, asal tidak berlarut-larut.
2. Instrospeksi diri
Seperti yang disebutkan pada bab sebelumnya, terkadang seseorang tidak berniat menyakiti hati kita, tetapi kita yang terlalu sensitif mengartikan maksud orang lain. Oleh karena itu, saat Anda berniat balas dendam, pertimbangkan lebih dulu apa kesalahannya kepada Anda. Jangan-jangan sebenarnya dia tidak bersalah, hanya Anda yang terlalu sensitif menanggapi ucapan atau tindakannya.
Jujurlah pada diri sendiri, barangkali Anda yang terlalu mementingkan ego sehingga saat ucapan atau tindakan seseorang ditujukan kepada Anda, Anda memaknainya sebagai upaya merendahkan harga diri Anda. Padahal sebenarnya, ucapan atau tindakannya tidak dimaksudkan demikian.
3. Pikirkan dampaknya
Sebelum Anda melancarkan aksi balas dendam kepada seseorang yang menyakiti Anda, pikirkan dulu dampaknya. Jika Anda membalas dendam, mungkin Anda puas sesaat, tetapi bersiap-siaplah terhadap serangan balik dari orang yang bersangkutan. Lebih jauh, bersiaplah Anda dijauhi oleh teman-teman Anda. Saya yakin mereka akan menilai Anda sebagai tipe pendendam. Dan, tidak akan ada yag bersedia berteman dengan orang yang memiliki tipe pendendam.
4. Serahkan kepada Tuhan
Jika Anda hendak membalas dendam kepada seseorang yang menyakiti hati Anda, ingatlah bahwa balas dendam bukanlah penyelesaian yang adil. Balas dendam bertujuan untuk memenuhi nafsu dan ego Anda. Oleh karena itu, serahkanlah semuanya kepada Tuhan karena Dialah yang Maha Adil. Yakinkan diri Anda bahwa Tuhan akan memberikan hukuman yang adil terhadap perbuatan yang ditimpakan kepada Anda.
5. Pikirkan masa depan
Sebelum Anda melancarkan aksi balas dendam, pikirkan masa depan Anda. Seringkali balas dendam menguras seluruh kehidupan Anda. Sakit hati tidak akan hilang sekalipun dendam sudah terbalas. Seperti yang disebutkan pada bab sebelumnya, hal itu dikarenakan Anda menginginkan kejadian yang menyakitkan hati tidak pernah terjadi. Dengan balas dendam, Anda berharap masa lalu Anda pulih. Itu sesuatu yang mustahil.
Akibatnya, sekalipun dendam telah terbalas, rasa sakit yang Anda derita tak kunjung lenyap. Hal ini pada akhirnya mendorong Anda untuk terus membalas dendam. Waktu, tenaga, dan uang yang seharusnya Anda gunakan untuk mengembangkan diri dan meraih cita-cita justru terkuras hanya untuk membalas dendam.
6. Pikirkan orang lain
Saat Anda membalas perbuatan atau ucapan orang lain yang menyakiti hati Anda, secara tidak langsung Anda telah melibatkan keluarganya. Keluarganya akan ikut tersakiti saat Anda menyakitinya, sebagaimana keluarga Anda tersakiti atas perbuatannya.
Lebih jauh, jika ia tidak terima dengan tindak balas dendam yang Anda lancarkan, bisa jadi dia mengincar keluarga atau teman dekat Anda untuk disakiti. Begitu seterusnya hingga kiamat.
Apakah Anda rela keluarga dan teman Anda ikut menanggung perbuatan Anda?
7. Sadari bahwa itu bukan kesalahannya sepenuhnya
Watak setiap orang dibentuk oleh lingkungannya. Jika lingkungan mengajarkan A, maka ia akan berwatak A. Jika lingkungan mengajarkan B, maka ia akan berwatak B.
Demikian juga, kondisi yang dialami seseorang turut menentukan wataknya. Jika ia tumbuh di lingkungan yang tidak sehat, maka watak dan psikisnya pun tidak sehat.
Nah, dengan menyadari bahwa wataknya bukan sepenuhnya hasil dari kesadaran dan kemauannya sendiri, melainkan karena bentukan lingkungan, Anda pun akan memaklumi tindakan atau ucapannya.
8. Bersosialisasi
Kesedihan dan rasa sakit akan semakin terasa manakala Anda dalam kesendirian. Dengan kesendirian, tidak ada yang Anda perbuat dan pikirkan. Akibatnya, yang muncul adalah ingatan tentang kejadian menyakitkan itu. Oleh karena itu, bersosialisasilah dengan keluarga, tetangga, atau pun teman. Dengan bergaul, Anda akan menyadari masih banyak orang yang peduli dan sayang terhadap Anda. Anda akan menyadari, apalah artinya ucapan satu orang yang membenci Anda dibanding perhatian orang-orang yang mengasihi Anda.
9. Mencari kesibukan
Jika Anda teringat terus kejadian menyakitkan itu, segeralah cari kesibukan untuk melupakannya. Anda dapat menonton hiburan ringan di televisi, membaca buku ringan, mendengarkan musik yang bersemangat, mengobrol dan bercanda dengan anak atau istri, atau kegiatan apapun yang dapat menyenangkan hati Anda.
10. Konsultasi
Jika rasa sakit di hati Anda tidak kunjung sembuh, dan dendam di hati Anda tidak kunjung reda, tidak ada salahnya berkonsultasi ke psikiater atau psikolog. Barangkali mereka dapat membantu mengatasi masalah yang Anda hadapi.
11. Mendekatkan diri kepada Tuhan
Saat dendam menguasai hati Anda, segeralah minta pertolongan Tuhan untuk meredakan amarah di hati Anda. Dekatkan diri kepada Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan Anda dalam keadaan apa pun. Ingatlah bahwa Tuhan akan memberikan keadilan kepada Anda. Ingatlah bahwa di balik kejadian yang menyakitkan Anda senantiasa terdapat hikmah yang sudah direncanakan Tuhan untuk Anda.
12. Pahami budayanya dan komunikasikan
Seperti yang disebutkan pada bab sebelumnya, bisa jadi seseorang tidak bermaksud menyakiti hati Anda, tetapi karena kebudayaannya berbeda dengan kebudayaan Anda, terjadi kesalahpahaman antara Anda dan dia. Akibatnya, Anda sakit hati lantaran ucapan atau tindakan yang didasarkan pada kebudayaannya itu.
Untuk itu, daripada merencanakan balas dendam yang tidak ada gunanya, lebih baik komunikasikan duduk perkaranya kepadanya. Jangan-jangan ada miskomunikasi antara Anda dengannya.
Dengan komunikasi, Anda dapat meminta klarifikasi dari maksud ucapan atau perbuatannya. Selain dapat menghindari tindak balas dendam, komunikasi juga dapat memperbaiki hubungan Anda dengannya.
Demikianlah beberapa cara yang dapat Anda terapkan untuk meredam rasa dendam.
Memang menyakitkan saat seseorang melukai hati kita. Dunia serasa hancur jika teringat kejadian menyakitkan itu. Dendam pun muncul sebagai reaksi atas luka yang ditimbulkannya. Namun demikian, percayalah bahwa membalas tindakannya tidaklah berguna. Sekejam apa pun kita membalas perbuatannya, kejadian pahit itu tak akan terhapus. Yang sudah terjadi tetaplah terjadi, tidak ada yang dapat mengubahnya. Oleh karena itu, lebih baik mencari cara untuk mengobati rasa dendam. Ini bukan demi kebaikan mereka yang telah melukai Anda. Ini demi kebaikan Anda sendiri.
Akhir kata, dalam bukunya, Unbroken: A World War Story of Survival, Resilience, and Redemption, Laura Hillenbrand mengatakan “The paradox of vengefulness is that it makes men dependent upon those who have harmed them, believing that their release from pain will come only when their tormentor suffer.” Balas dendam merupakan sebuah paradoks. Paradoksnya adalah bahwa dendam membuat orang bergantung pada mereka yang telah melukai perasaannya dan percaya bahwa kesembuhan mereka hanya dapat datang dari orang-orang yang melukai hati mereka.
Membalas Dendam: Pengecut atau tidak?
Ada orang yang mengatakan, orang yang tidak berani membalas sakit hati adalah pengecut.
Mereka berkata, orang yang mengatakan “mari memaafkan” adalah orang yang hipokrit.
Sakit hati perlu dibalas. Mata diganti mata dan gigi diganti gigi. Sakit hati dibalas dengan sakit hati, sekitanya boleh, sehingga ke tahap yang sekejam – kejamnya.
Ini salah
Sebenarnya dia salah apabila mengatakan orang yang tidak membalas sakit hati adalah pengecut. Menahan sakit hati supaya tidak membalas rasa sakit hati dengan cara menyakiti kembali bukan tindakan pengecut.
Lebih dari itu, bersabar dan tidak menyakiti orang yang menyakiti ia tidak disebut sebagai tindakan pengecut.
Pengecut adalah ketika disakiti, lalu kita berasa sakit, kecewa, sedih dan berputus asa kerana tidak dapat berbuat apa – apa bagi membalasnya ataupun tidak tidak kuat menahan rasa sakit dengan kesabaran.
Inilah yang disebut sebagai pengecut. Orang yang pengecut biasanya lari daripada tanggungjawab terhadap diri sendiri.
Pertanyaan yang sering muncul sekarang adalah mengapa dendam muncul dalam diri kita?
Adakah dendam perlu dibalas?
Sekiranya dendam tidak terbalas, apa yang terjadi?
Dendam bermula daripada rasa sakit hati.
Dalam buku yang berjudul The Road to Allah :
“Dendam adalah rasa marah yang kita simpan jauh dalam hati, sehingga merosakkan hati kita sedikit demi sedikit.
Akibat menyimpan dendam, kita mengalami tekanan berpanjangan”
Ada orang menderita strok kerana disebabkan oleh mereka sakit hati, dan ada orang menderita sakit jantung juga kerana perkara yang sama.
Semua itu disebabkan hatinya dikuasai dendam, tetapi dia tidak dapat melampiaskan dendamnya itu.
Dendam dihati bukan hanya menyebabkan sakit hati, bahkan mungkin juga menjejaskan kesihatan tubuh badan.
Dalam dendam memang selalu ada kebencian, marah, kecewa, putus asa, dan hampa kerana dendam itu tidak terbalas.
Adakah waktu dapat menguraikan dendam?
Ya. Tetapi bergantung pada orang yang memiliki dendam itu sendiri.
Apabila hati tidak segera dibebaskan daripada rasa dendam, sakitnya tetap terasa walaupun waktu berubah.
Apabila orang berbuat jahat kepada kita, kita boleh mengambil jalan dengan urutan cara berikut:
Kita tidak membalas
Kita balas dengan cara setimpal
Kita bersabar dengan keburukan yang dilakukan oleh orang kepada kita
Antara akhlak Islam adalah apabila orang lain memperlakukan kita dengan buruk, kita membalasnya dengan berbuat baik, tidak dengan keburukan juga.
Namun, pada saat orang berbuat jahat kepada kita, biasanya tiada yang lain yang akan kita fikirkan kecuali bagaimana membalasnya dengan kejahatan juga.
Kadangkala kejahatan sehasta dibalas dengan keburukan beberapa hasta
Contohnya, kita difitnah mencuri wang pejabat. Lalu, tindakan kita adalah membalas keburukannya dengan cara menyebarkan keburukan diri orang itu.
Tentunya kita belum merasa puas. Kita pun berteriak memarahi orang itu, ditambah keinginan memukul, menendang, ataupun tindakan lain yang lebih ekstrem.
Jujur pada diri sendiri. Kita sering tidak sedar pembalasan kita sudah melampaui batas. Kita membalas keburukan dengan cara yang lebih buruk.
Sekali kita dimarahi, kita membalas dengan berkali – kali memarahi. Sekali kita ditampar, kita membalasnya dengan menampar berkali – kali.
Rasanya – rasanya, kita masih juga belum puas. Kita ingin menamparnya lagi, kita ingin menyakitinya dengan cara yang lebih sakit dan lebih sakit lagi.
Membalas keburukan dengan keburukan adalah kehinaan atas kehinaan. Darjat orang yang demikian adalah rendah, sama sahaja seperti membalas kedengkian dengan kedengkian.
Perkara yang melatari perkara itu adalah dendam dan bukan menegakkan keadilan.
Membalas keburukan dengan keburukan memang dapat membahagiakan hawa nafsu, Tetapi membalas keburukan dengan kebaikan adalah kemenangan manusia dihadapan manusia lain dan di hadapan Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)