Rabu, 18 Februari 2015

HIDUP PILIHAN berawal dari sebuah pertanyaan, “kok lo bisa memutuskan sesuatu yang penting banget dalam hidup lo, hanya dengan waktu yang singkat?” (ternyata) hidup adalah tentang memilih dan memutuskan. seperti buku dongeng yang pernah saya baca sekitar 15 tahun silam. bertindak sebagai pelaku dalam kisah tersebut, lalu kita harus memilih cerita selanjutnya tanpa boleh membuka lembar berikutnya. kemana cinderella melangkah? a. ke gudang (pergi ke halaman 10) b. ke puri (pergi ke halaman 14) dan kedua hal tersebut memiliki konsekunsi yang tak sama. ketika memilih gudang, ia akan bertemu dengan tikus-tikus kecil yang membantunya membuat gaun. dan kisah lanjutan dari pilihan ke puri adalah bertemu dengan ibu tirinya yang akan menghalangi untuk mengikuti pesta. meski pada akhirnya, pilihan tersebut mengantarkan pada akhir yang menyenangkan: sang cinderella bertemu dengan pangeran dan hidup bahagia. namun yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana kita memilih dan hal apa yang mendasarinya. seperti kata pepatah, life is about choices. kita akan selalu dihadapkan pada berbagai macam kondisi yang memaksa kita untuk memilih. ada kalanya pilihan tersebut merupakan pilihan pilihan yang menyenangkan, tetapi seringkali satu diantaranya, atau bahkan keduanya dirasa akan menyedihkan. tentu menyenangkan atau menyedihkan itu adalah prasangka kita. lalu bagaimana kita melangkah? bukankah kita memiliki “mantra keramat” yang mampu menghapuskan keragu-raguan dalam memilih sekaligus meyakinkan hati dalam setiap keputusan yang akan diambil? Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuasaan-Mu (untuk menyelesaikan urusanku) dengan kodrat-Mu, dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini. Dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untuk diriku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya. ini adalah tentang langkah yang ingin dituju; sepatu mana yang akan digunakan. tentu semua memiliki konsekuensinya masing-masing. seringkali pada akhirnya (mungkin) kita merasa bahwa jawaban dari mantera tersebut adalah hal yang tidak menyenangkan, tidak sesuai dengan keinginan, atau bahkan adalah sebuah hal yang ingin kita hindari. tapi kembali, bahwa manusia memiliki keterbatasan tentang masa depan. menyerahkan diri, kemudian meyakini bahwa segala sesuatu adalah terjadi jika hanya diizinkan olehNya, maka tak perlu lagi ada keraguan dalam melangkah. Wallahu’alam bis shawab. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar