Rabu, 18 Februari 2015

Tips menghadapi cobaan dan beban hidup

- Pemirsa, pernahkah kamu merasa bahwa kamu adalah orang paling malang sedunia? Orang yang paling tersiksa sedunia? Atau mungkin kamu ngerasa kalau Tuhan membenci kamu karena kamu selalu diberi cobaan yang bertubi – tubi dalam hidupmu? Hemm, kalau dulu mimin Patrick pernah merasakan yang seperti itu, karena dulu bahkan hingga sekarang mimin Patrick sering mendapatkan cobaan hidup yang cukup membuat mimin depresi dan stress. Tapi sekarang cobaan itu sudah terasa lebih ringan karena mungkin sudah terbiasa, dan mimin ngelakuin beberapa hal untuk membuatnya terasa ringan. Mau tau apa aja yang bisa bikin cobaan terasa lebih ringan? Nah kebetulan mimin Patrick lagi baik nih, jadi mimin share tips nya di posting blog KRAG kali ini yaa. Sebenarnya ini adalah tips yang sederhana aja, gak perlu neko - neko seperti harus pergi ke goa buat bertapa atau pergi ke gunung paling tinggi buat loncat #eh. Ini semua adalah masalah mind set aja kok. Hayoo pada tau gak artinya mind set? Nih mumpung mimin Patrick lagi pinter, mimin jelasin dikit deh tentang mind set. Mind set itu adalah "set pikiran", jadi artinya yaa gimana kita setting pikiran kita sendiri. Contohnya, kamu baru di putusin pacar kamu, pasti sebagian besar bakal sedih atau galau donk? Nah mind set disini adalah gimana kamu bisa setting pikiran kamu biar gak sedih. "Ah biarin aja putus ama dia, toh dia tukang selingkuh. Jadi buat apa sedih?" Nah itu adalah contoh mind set yang bagus, dimana kamu mensetting hal positif di pikiran kamu tentang hal yang terjadi (putus sama pacar). Masih belum ngerti? Nanti mimin bikin pembahasan khusus deh buat hal ini. Nah kita kembali ke topik ya pemirsa. Cobaan hidup adalah untuk menguji "kualitas" Gimana cara agar kita kuat menghadapi cobaan hidup? Ya kamu ubah mind set kamu. Sebuah cobaan sering kali dianggap sebagai sebuah musibah kan? Nah kata "musibah" itu yang harus kamu ganti pemirsa. Kenapa? Menurut mimin Patrick, pada dasarnya sebuah cobaan ada tujuannya. Coba kita analogikan atau kita lakukan perumpamaan tentang cobaan ini. Kamu dianalogikan sebagai sebuah smartphone. Sebelum dipasarkan atau dijual, pastilah sang pencipta menginginkan "produk" yang dibuatnya itu berkualitas baik. Semakin baik kualitasnya, semakin "mahal" harganya. Lalu untuk mendapatkan smartphone kualitas terbaik itu pastinya akan dilakukan serangkaian percobaan. Iya toh? Produk itu dibanting, ditendang, direndam atau apa saja untuk menguji kualitasnya. Nah seperti itulah kira - kira kita saat sedang menghadapi cobaan. Jadi disini mind set kita adalah : Kita mendapatkan cobaan bukan karena Tuhan membenci kita, tetapi karena ingin melihat seberapa kuat kita bertahan dari cobaan itu. Semakin kuat kamu bertahan, maka semakin baik "kualitas" diri kamu. Jadi dalam menghadapi cobaan kita harus ikhlas jika kita ingin cobaan itu bisa bermanfaat untuk menjadikan diri kita memiliki "kualitas" yang lebih baik. Siapa sih yang gak mau sama "barang" berkualitas baik? Itu poin yang pertama. Hadapi cobaan, bukan lari darinya karena cobaan hidup adalah "Ujian naik kelas" Pemirsa tau sekolah donk? Di sekolah itu ada tingkatan - tingkatan yang dibedakan menjadi kelas - kelas tertentu. Semakin tinggi kelas yang kita duduki, maka pelajaran yang kita dapatkan akan semakin sulit dan kompleks (rumit). Nah disini kita analogikan kehidupan kita sebagai kehidupan di sekolah. Misalnya kamu masih kelas 1 SD. Ketika akan naik ke kelas 2 SD, pastinya kamu akan diberikan "ujian" dulu bukan? Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kamu layak untuk naik kelas. Dan jika kamu lulus dalam ujian tersebut, maka kamu layak dan berhak untuk ke tingkatan selanjutnya. Dan seperti yang sudah mimin Patrick tulis diatas, semakin tinggi tingkatan akan semakin berat ujiannya. Disini mind set kita adalah : Ujian atau cobaan hidup itu, adalah sebuah "proses" agar kita menjadi lebih baik lagi. Kalau kamu bisa melaluinya dengan baik dan yang paling penting adalah JUJUR, maka kamu layak naik ke tingkat berikutnya dengan kualitas yang baik. Kenapa kata JUJUR mimin tekankan? Karena orang bisa saja lulus dengan berlaku tidak jujur atau curang dalam melalui ujian, misalnya dengan mencontek, membeli kunci jawaban dan lain sebagainya. Kalo kata orang yang sering melakukan itu "yang penting lulus". Padahal, kelulusan dengan cara seperti itu tidak memberikan manfaat apa - apa buat kita. Coba kamu lihat mereka yang tidak jujur, apakah mereka bisa melalui "ujian" di sekolah dengan baik jika mereka tidak bisa menyontek? Apakah mereka bisa menyelesaikan soal dengan benar jika mereka tidak bisa membeli kunci jawaban? Tentu saja tidak. Nah maksud dari berlaku tidak jujur dalam menghadapi ujian ini adalah lari dari kenyataan. Orang yang sudah terbiasa lari dari kenyataan (dalam contoh diatas adalah mencontek atau berbuat curang) untuk melewati sebuah ujian akan semakin dibuat pusing dan galau dengan cobaan (ujian) yang akan datang. Karena seperti yang sudah mimin katakan, semakin tinggi tingkatan kamu, maka akan semakin sulit ujian yang harus dihadapi. Sebaliknya, jika kamu sudah terbiasa menghadapi ujian dengan jujur, maka ujian berikutnya akan terasa mudah karena kamu sudah tau bagaimana melewatinya dengan benar. Jadi, hadapilah cobaan kita dengan benar dan jujur agar kita tidak terlalu terbebani di masa mendatang. Itu poin yang kedua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar